Aku hanya lelaki yang tak kuat membuka mata ketika malam semakin larut
Ketika kamu masih terjaga menonton tv, aku terlelap menempel bantal birumu yang selalu ku rebut
Aku hanya suami beruntung yang mendapatkan bidadari cantik seperti dirimu
Menghabiskan waktu denganmu, meraup senyummu yang tak pernah pudar meski tenggelam dalam waktu
Aku lelaki yang tak pernah puas dengan canda tawamu yang selalu mewarnai hari-hariku
Kamu bercerita panjang lebar menepis sedih dan letihku ketika pulang kerja
Memilah seragam kerjaku, lalu kau masukkan dalam mesin cuci pemberian dari sahabatku
Kamu selalu begitu, selalu berusaha membuatku nyaman tinggal serumah berukuran sedang
Mendekap dalam setiap tidurku yang tak lupa kau kenakan padaku selimut hijau yang tidak terlalu tebal
Supaya aku tidak kedinginan AC yang setiap malam menebar freonnya ke seluruh sudut ruangan kontrakan
Padamu aku terlelap, dalam cinta yang kau rasakan penuh dengan keikhlasan untukku
Ketika aku masih tertidur terkantuk-kantuk, mata yang lengket dan gravitasi Kasur yang sangat kuat
Kamu bangunkan dengan ciuman yang tak hanya satu kecup. Sambil kamu elus pipiku yang tak begitu halus
Jam 3 pagi kamu mengajakku dalam kesejukan ibadah yang istimewa. Sholat tahajud yang membangkitkan cinta kasih mengharap dari Sang Ilahi
Kerap kali aku ngeyel dan masih saja terlelap. Namun kamu tak putus asa. Tetap membuatku bangkit dari Kasur yang menarik narik tubuhku berulang kali
Tahajud bersama dirimu aku tenang, aku lanjutkan tidur bentar untuk menyembuhkan kantukku yang parah sambil menunggu adzan subuh
Lantas kamu menemaniku tanpa ada rasa berat hati. Kamu juga yang membangunkan kembali sholat subuh, yang kerap kali aku kebablasan
Terima kasih dikau istriku yang tak lelah seperti Ibuku yang tulus sayang kepadaku
Terima kasih istriku, masakanmu sungguh enak yang tak pernah aku absen untuk menghabiskannya
Terima kasih dari aku
Suami yang jauh dari kata sempurna, tapi aku akan berusaha membuatmu bahagia
Jakarta, 4 November 2019