Mohon tunggu...
NoerHasni
NoerHasni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pencari ilmu yang mencoba mengambil bagian dari roda zaman...

"The world is a fickle place, and it's not fair. But if you're getting most of your rewards from you, then you can use that as a kind of compass, and you can be secure in the fact that you're working for the right reason, and you're going in the right direction."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pelajar dalam Lingkaran Krisis Multidimensional

20 November 2022   21:59 Diperbarui: 21 November 2022   17:45 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak harus menutup mukanya karena menjadi korban bully dari teman-temannya. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Hal lain yang paling esensial adalah, kita semua tau bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Nah, Hasil kualitas generasi sejatinya bergantung pada kekondusifan sistem yang diterapkan oleh institusi pendidikan. 

Sejauh mana sistem itu mampu membangun peradaban manusia, yaitu manusia bertakwa ataukah manusia liar dengan pemikiran bebasnya?

Belakangan ini, arah pendidikan nasional bangsa ini sudah bisa dibaca dengan sangat terang benderang, dimana sekulerisme telah ditancapkan dijantung pendidikan Indonesia. 

Pendidikan moral, agama, dan nilai-nilai budaya hanya sebatas sampiran pelengkap belaka. Bahkan hanya kulit saja tanpa substansi yang impactfull pada generasi bangsa. sekolah-sekolah saling berlomba untuk meningkatkan kapasitas intelektual. 

Logika berpikir mustilah sesuai standar yang diseting kaum berkepentingan seperti kapitalis, liberalis, dan sekuler.. Meski dengan bangga mas mentri mengatakan bahwa kita concern untuk melahirkan pendidikan karakter. 

Tapi konsep karakter yang bagaimana jika nilai-nilai yang menjadi pondasi karakternya jauh menyimpang dari cita-cita luhur bangsa? 

Sehingga wajar saja pemikiran dan perilaku kebanyakan peserta didik di Indonesia seperti tidak punya kendali. Pemikiran yang merusak bisa saja masuk pada anak-anak kita, dan ini mempengaruhi pola pikir dan pola sikap mereka.

Bukankah sudah saatnya kita mengubah paradigma dalam mendidik mereka. Berikan fondasi akidah, ajarkan nilai-nilai syariat dan kultural yang sesuai dengan jiwa bangsa ini dalam kehidupannya.

Ubah kurikulum pendidikan sekuler dan kembalikan  sistem pendidikan kita yang sesuai dengan tujuan yang diamanatkan oleh Undang-Undang 45.

Waalahu 'alam bishowab...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun