Mohon tunggu...
NB
NB Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Rasa Derita Rakyat

5 Oktober 2019   20:16 Diperbarui: 5 Oktober 2019   20:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu harus kuat! Kamu harus lihat anak kita jadi sarjana, kamu harus lihat anak kita jadi pengantin, kamu harus gendong cucu kita yang lucu," ucapnya sambil menangis keras.

Terbayang jika suaminya yang sayang kepada anak dan istrinya gugur tinggalkan keluarga yang bahagia.

Apakah pasti hari esok menjadi lebih baik?

Apakah pasti ada pengganti yang lebih baik?

Apakah? Apakah? Apakah?

"Ibu, Maaf. Mari mohon ikut saya. Biar bapak cepat sembuh. Semoga ya bu," suara lembut seorang suster membujuk seorang istri yang sedang kritis harapan agar bisa melepaskan pelukan sayang dari suaminya yang juga sedang kritis hidup.

Dengan di papah oleh dua suster, perempuan itu di dudukan pada kursi kayu putih di lorong depan ruang gawat darurat.

Setelah menghapus air matanya perempuan itu mengambil foto usang dari dompetnya yang lapuk. Foto berdua saat menjadi pengantin baru. Sang suami memakai jas juga celana panjang bahan putih, sang istri berbusana kebaya putih dan bersarung batik bergambar bunga. Dengan perhiasan di kepala rambut konde dan hiasan mirip bintang berwarna emas.

Perempuan itu ingat saksi  yang hadir mengucapkan kata sah, tanda mereka resmi menjadi suami istri. Perempuan itu adalah saksi hidup tentang perjuangan sang suami untuk memberikan perlindungan kepada keluarga yang mereka impikan bersama. Saat berusaha mengemis agar ada uang hasil pinjamam ke sana dan ke mari.

Ada rasa bahagia selama tiga tahun kerja serabutan supaya ada uang tabungan di rumah, sang suami mendapat pekerjaan baru, walau tidak sesuai dengan pengalaman kerja lama dan gelar sarjananya. Namun sang suami bahagia karena mendapat pekerjaan tetap biar di gaji kecil. Baru dua bulan sang suami bekerja di perusahaan tersebut. Harapan sang suami  agar tidak ada lagi pemecatan karyawan.

PHK memang kejam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun