Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minggu Palmarum: Kemuliaan Menuju Derita

21 Maret 2024   08:41 Diperbarui: 21 Maret 2024   08:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari  Kumparan

Minggu Palma akan segera diperingati umat Kristen sedunia pada tanggal 24 Maret 2024. Peringatan akan dipermuliakannya Tuhan yang berjalan menuju ke Yerusalem. Kemuliaan yang menjadi jalan derita bagi Sang Juruselamat manusia. Tanpa keraguan sedikitpun dengan penuh kesederhanaan dijalaninya jalan menuju derita dengan keledai tunggangan yang kecil dan tidak bernilai tinggi.

Kesadaran akan jalan derita inilah yang menjadikan Yesus Kristus sebagai sosok yang kuat dalam prinsip dan kokoh dalam iman menjalaninya tanpa keraguan. Sambutan dan hamparan daun palma pengganti permadani tidak membuatNya menyerah menuju jalan derita. Kasihnya kepada manusia ciptaanya tidak pernah menjadikannnya surut walau sorak - sorai menyanjung diriNya.

Bagi manusia seringkali sanjungan yang memuliakan dirinya justru membuatnya jatuh kedalam dosa. Kemuliaan seringkali membuat manusia lupa diri akan keberadaannya. Hampir semua orang ingin disanjung, dipuja - puji, dan dihormati sebagai manusia. Previlage akan menyertai apabila kemuliaan sudah didapatkan. Kemewahan, penghormatan, sanjungan, dan semua yang diinginkan pasti dapat diwujudkan dalam hidupnya. Sehingga acapkali lupa, bagaimana kemuliaan itu bisa didapatkannya.

Namun tidak bagi Yesus Kristus, justru kemuliaan yang diterimanya pada minggu Palma justru semakin membawa kesadaran rohaniNya bahwa jalan derita sudah didepan mata. Maka bagi Dia tidak perlu dirayakan dengan kemewahan seperti halnya Raja yang memenangkan pertempuran atau Capres yang memenangkan kontestasi Pilpres. Yesus cukup merayakannya dalam kesederhanaan para pengikutnya. Itu pun bukan Yesus yang menyuruh mereka untuk merayakannya. 

Keledai sebagai pengganti kuda mensimbolkan bahwa Dia yang dipermuliakan adalah milik semua umat manusia. Hewan pembawa beban walaupun kecil tetapi mampu bekerja keras, tidak rewel dalam konsumsi air, tangguh di segala medan. Sungguh hewan yang jauh dari kesan pongah dan sombong tetapi selalu rendah hati. Tidak seperti kuda yang dinaiki raja, angkuh dan sombong dan tidak semua orang dapat memilikinya.

Yesus adalah milik semua manusia di dunia. Kaya atau miskin, punya jabatan maupun tidak, semua menaruh perasaan yang sama padaNya. Kerendahan hati dan kasih sayang adalah iman yang seharusnya dimiliki semua orang, karena Allah sendiri adalah pemurah dan kasih. 

Minggu Palmarum juga mengingatkan manusia, apabila dikaruniai jabatan tinggi jangan pernah memanfaatkan jabatannya untuk memenuhi keegoisannya sendiri. Justru untuk menjadi pengingat bahwa kemuliaan atau jabatan yang didapatkannya adalah jalan menuju derita. Jalan untuk lebih mengasihi sesama lewat kemampuan menahan diri dari godaan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sekarang ini mulai merajalela kembali. Jabatan juga menjadi jalan derita untuk terus menjaga integritas diri agar tidak mudah digoda oleh berbagai macam dosa yang akan mengiringinya. Jalan derita juga menjadi pengingat untuk terus setia mewartakan kebaikan Tuhan lewat kebijakan - kebijakan yang bermanfaat membawa masyarakat menuju pintu gerbang keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan bersama

Selamat berefleksi di Minggu Palmarum...............Salam Sehat !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun