Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Adalah Buku yang Hidup

21 Februari 2024   12:11 Diperbarui: 21 Februari 2024   12:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerahnya kampung halamanku tercinta, dok. pribadi

Kelak kita pun akan menonton dengan memutar kembali cerita kita... 

Seluruhnya sedari kita diciptakan di alam ruh sana... 

Hingga masuk ke alam rahim ibu kita... 

Dan cerita kita lahir dan bertumbuh di dunia... 

Dunia yang fana dengan kedok sosial yang manja... 

Manusia yang hanya imgin kita senangkan semua... 

Tapi apalah daya, imam Syafi'i berkata; kita tak pernah mampu menyenangkan semua manusia... 

Cukup bagi kita memperbaiki hubungan kita kepada Alloh subhanahu wata'ala... 

Jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia di dunia... 

Semuanya tidak penting bagi kita, semua hanyalah makhluk-Nya... 

Dan akan ada cerita baru yang akan kita perankan setelah kita meninggal dunia... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun