Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cerita Meja Makan Menjadi Kebiasaan Keluarga yang Turun Temurun

2 Agustus 2025   08:26 Diperbarui: 3 Agustus 2025   11:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bersama. (Shutterstock/Odua Images)

Kisah perjalanan hidup seseorang ada yang berawal dari cerita meja makan, bagaimana karakter anak-anak terbentuk dari kebiasaan baik yang dibangun terus menerus oleh orangtuanya di meja makan.

Manfaat Makan Bareng Keluarga di Meja Makan

Saya dan suami berusaha memanfaatkan makan bareng sesering mungkin di meja makan; sebagai momen kebersamaan untuk berbagi cerita dan tawa, serta berbagi pengalaman dengan lima anak laki-laki kami.

Selain itu kami sisipkan pelajaran etika, nilai-nilai kehidupan, serta mengenali karakter anak lebih dalam. Membangun ikatan persaudaraan yang kuat antara lima bersaudara.

Kadang yang dibahas hal-hal kecil tentang aktivitas keseharian anak-anak, mereka saling bercerita, atau kami berbagi cerita tentang pengalaman masa kecil dulu. Beruntung saat itu belum ada ponsel, sehingga anggota keluarga berkumpul utuh tanpa gangguan distraksi. 

Seiring waktu tumbuh kembang kepribadian anak-anak, percakapan mereka semakin beragam, misalnya si sulung curhat, ia sebenarnya malu kalau disuruh menyanyi di depan kelas, lalu si adik nyeletuk," kalau aku ya nyanyi lagu Indonesia Raya, opo'o mas, kan gampang iku! 

Kami hanya senyum saja mendengarkan respons si adik, lalu suami menengahi, katanya, "mengapa musti malu, semua di kelas itu teman-teman kamu sendiri, ga apa, tapi lama kelamaan nanti terbiasa, bukan hanya lagunya yang dinilai oleh Bu Guru, tapi juga kepatuhan dan keberanian kamu," anak-anak terdiam. Saya pikir mereka mulai mencerna dan akan belajar berani.

Di waktu yang lain, si bungsu mengadu bahwa temannya ada yang memalak uang sakunya, spontan si kakak nomor tiga merespon,s "siapa itu, rumahnya di mana, biar ku ajar nanti," hu hu..

Beberapa saat tidak ada yang bersuara, lalu, "Tidak boleh! kalian tidak boleh asal main tangan begitu, di sekolah itu ada bapak dan ibu guru yang akan menangani, mengerti?" jari telunjuk suami mengarah ke satu per satu anak-anak.

Dan masih banyak cerita meja makan di hari-hari yang lain, selalu ada arena perdebatan, terkadang percakapan kecil dan cerita remeh temeh yang lucu dan unik. Semua itu tanpa mereka sadari telah membetuk ikatan persaudaraan yang kuat dan kokoh hingga mereka dewasa. Menyatukan perbedaan karakter menjadi kesatuan yang utuh sebagai sebuah keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun