Mohon tunggu...
Mutiara Amelia Sabrina
Mutiara Amelia Sabrina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pelajar

Ikhtiar adalah jalan ninjaku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Reason

21 Januari 2020   20:38 Diperbarui: 24 Januari 2020   18:19 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sudah berapa kali Valerie mendengarkan ketidak pedulian Mocca pada perkataannya.
"Gue yang selama ini di belakang lo, nungguin lo, berharap lo bisa berbaik dan lirik gue.."

Tetesan air mata pertama Valerie yang Mocca lihat. Bahkan selama 10 tahun mereka berteman,dan selama itu pula Mocca mengetahui Valerie menyukainya, Mocca tidak pernah melihat Valerie menangis. Tidak sebelum ini terjadi.
"Gue capek nunggu lo, tapi lebih sakit untuk mengabaikan perasaan gue.."

Mocca mendekatkan diri. Memperhatikan Valerie dengan lembutnya. Bahkan Valerie tidak pernah melihat mimik muka Mocca semanis dan selembut itu. Tangannya menyelipkan rambut Valerie kebelang kupingnya. Valerie mengejamkan mata, berharap sesuatu terjadi. Tapi Mocca hanya menghapus air matanya. Valerie kembali menatap Mocca.
"Lo juga punya tempat dihati gue yang gak bisa diisi sama
siapa pun.."

Valerie tertawa terpaksa. Entah sudah berapa kali Mocca mengatakan itu kepada Valerie.
"Tapi tempat itu gak spesial kayak tempat Yuky dihati lo ,kan?"

Valerie berpaling berlari dari hadapan Mocca. Ia tidak bisa menahan sesaknya hati saat Mocca menatapnya bukan karena cinta, tapi hanya rasa ibanya saja. Ia berlari menuruni tangga dan Mocca hanya terpaku diam.

Flash back off


Mocca kembali mengejamkan mata tepa saat matahari tenggelam. Ia kembali mengontrol perasaanya. Entah perasaan apa yang ia berikan kepada Valerie. Bahkan hatinya masih bingung siapa yang ia cintai. Memang sempat Mocca ingin menerima cinta Valerie saja,dari pada menantikan Yuky. Tapi saat itu dipaksakan, rasanya sakit.

Mocca sadar. Saat ia memilih salah satu dari keduanya, ia juga menyakiti yang satunya lagi. Hal yang paling membingungkan adalah memilih, hal yang paling menyebalkan adalah menunggu, dan hal yang paling menyakitkan adalah memaksakan.

***

Valerie memberikan Yuky satu cup kopi . Valerie membawa Yuky ke kedai kopi dekat sekolah. Ekspresi Valerie tidak biasa, tentu saja setelah ia menangis dihadapan Mocca. Terasa lebih canggung saat berhadapan dengan Valerie,Yuky menjadi salah tingkah.
"Maaf,Ky.."

Perkataan Valerie membuat Yuky sedikit terkejut. Ia fikir mungkin Valerie akan marah karena Yuky menguping.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun