"Hhikihkikikhi". begitu suara yang aku dengar. Seperti suara Kakek yang sedang Cekikik-kikikan sampai mau terbatuk-batuk.
Makin kami diam suara tawa itu makin jelas terdengar. Berpindah-pindah ke segala arah. Dan ketika suara cekikikan itu dekat sekali terasa seperti sedang membisiki telinga, kami berdua saling berpandangan.
Kulihat Wajah Daud sudah belepotan bercampur antara heran dan ketakutan. Mungkin raut wajahku pun nampak begitu.
"Wah, kicau burungnya unik ya, Dul" celetuk David tak aku duga sebelumnya, "Burung langka, nih!".
Benar juga kata dia. Itu mungkin sebernarnya hanya suara burung malam biasa. Kelelahan hebat yang kami alami lah yang membuat otak kami tak berfungsi normal sehingga salah menerjemahkan sinyal suara burung menjadi menyerupai cekikikan kakek-kakek.
"Kicau burung apa ya kira-kira, Ud?" Tanyaku menuruti alur pikir yang sudah dia buat.
"Burung Kakek Tua! Hahaha!"
"Hahaha bisa aja, lu!"
(Bersambung....?)