Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Cambukan-Nya

30 Maret 2022   15:01 Diperbarui: 30 Maret 2022   15:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air hujan merambat ( via Pixabay)

Hujan kembali merintih sejadi-jadinya
menumpahkan air bah tuk dahaga
Kilatan cahaya sekelebatan berseliweran
menemani hujan merengkuh tanah yang merindukan sentuhannya

Di selasar tepian masih pada perasaan yang sama
berlindung lewat dekapan dari guyuran
tiba-tiba guntur benar-benar menohok
sirna sudah kepongahan hanya karena cambukan halilintar

hujan berirama menggelayut ditelinga
adakah yang mau berkesempatan untuk meminta?
saat-saat mustajab untuk menunjukkan dirinya sebagai hamba yang takut!

"Ya Tuhan ! jadikanlah hujan ini membawa berkah"
saat kilatan yang mengagetkan itu
sesungguhnya Engkau sedang menegur agar sekiranya insan itu bisa tersadar dan menyebut

Hujan,,,
telah menyirami semua kekosongan kalbu  setelah menyisakan rinai
suaramu yang teduh nan nyenyak tuk tertidur
menahan diri untuk sejenak rehat
beristirahat dan merenung lah! 

Musafar Ukba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun