Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Parpol "Silent Reader" Jelang Pemilu 2024

22 September 2021   00:10 Diperbarui: 23 September 2021   08:20 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga melintas di depan mural bertema pemilihan umum di kawasan Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Kamis (7/5/2020). (ANTARA FOTO/FAUZAN via kompas.com)

Atau, justru jadi media tuk menjatuhkan nominator dengan cara melihat titik lemahnya, pola sekali pukul bikin tumbang, diangkat-angkat lalu dijatuhkan.

Sisi persentase parpol hasil pemilu 2019 suara parlemen dari sembilan parpol yang lolos dari kebijakan ambang batas senayan kecil bahkan tidak dimungkin berhak menentukan calon presiden secara sendiri. Jika syarat presiden harus meraih angka 20%  suara parlemen.

Tak ayal cara berkoalisi antar parpol pun dilakoni. Menunggu diajak atau meminang parpol lain untuk tuk mencukupi persentase dari syarat mengusung seorang presiden. Serta menunggu kehadiran partai baru ikut 'nimbrung' meramaikan bursa kompetisi pesta akbar demokrasi.

Tidak dipungkiri naiknya angka persentase suara beberapa partai pada pemilu kemarin berkorelasi dengan pilihan mengusung seorang calon, ada diuntungkan dan juga dirugikan. Naiknya suara parpol secara signifikan dan turun dratisnya suara partai diparlemen.

Wacana pemilu serentak yang kerap dikumandangkan tak luput jadi pertimbangan setiap parpol dalam debut pemilu 2024. Yang diketahui selain pilpres dan pileg yang biasanya sepaket diadakan yakni kehadiran pemilihan kepala daerah diselenggarakan ditahun yang sama. 

Keberadaan kepala daerah cukup ramai dibicarakan dalam spektrum konstelasi politik nasional. Bisa menjadi penentu untuk dipertimbangkan partai politik dalam menentukan kiblat arah partai tuk begerak.

Sosok figur kepala daerah besar dimungkinkan dapat bergesekan dengan penentuan calon presiden jika tidak sehaluan dengan simpati publik didaerah-daerah. Mengerus suara parpol jika tidak ditelaah secara seksama, versi awamologi.

Kemungkinan kasarnya parpol pusat berbeda dalam mengusung presiden berbeda pula dengan kepala daerah. Yakni kepala daerah dari kader sendiri yang diusung parpol lain yang berseberangan dalam pilpres. Atau koalisi parpol dipusat berbeda koalisi didaerah, versi awamologi entalah.

Dinamika politik yang dinamis yang tidak bisa dipastikan arah koalisi antar parpol. Maka untuk sekarang penulis ingin berbagi tulisan receh " Parpol " Silent Reader" Jelang Pemilu 2024." 

Parpol "Silent Reader" Jelang Pemilu 2024

Kompasianer sudah bahkan mendengar istilah silent reader (SR). Sepemahaman penulis Silent Reader adalah seseorang pembaca hanya 'ngeread' saja namun kurang aktif dalam interaksi perbincangan, bersifat fasif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun