Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mobil Dinas Baru atau Armada Sampah? Ujian Prioritas bagi Kepala Daerah 2025?

4 Februari 2025   09:27 Diperbarui: 4 Februari 2025   10:11 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi armada pengangkut sampah daerah yang sudah tidak layak Pakai (sumber gambar: riausky.com)

Di balik kaca gelap mobil dinas yang melaju dengan sirene dan pengawalan, ada mentalitas yang masih terjebak dalam pola pikir penguasa lama: menjaga gengsi lebih penting daripada meningkatkan kualitas pelayanan.

Sementara di bawah, mereka yang berada dalam lingkup birokrasi tetapi tidak memiliki kuasa besar cenderung mengikuti arus. Mereka patuh, bahkan rela tunduk, agar tetap dianggap baik dan sopan di mata pejabat yang lebih tinggi. Ada hierarki tak kasat mata yang membuat mereka menerima ketimpangan ini tanpa banyak bertanya. 

Bahkan ketika fasilitas publik yang mereka gunakan semakin buruk, atau ketika rakyat kecil harus berhadapan dengan tumpukan sampah yang tak terangkut, banyak yang lebih memilih diam daripada mempertanyakan kebijakan yang diambil atasannya.

Ketika Sampah Menumpuk, Tapi Mobil Dinas Bertambah

Di banyak daerah, masalah pengelolaan sampah masih menjadi persoalan besar. Armada pengangkut sampah yang sudah tua dan rusak sering kali menjadi penyebab keterlambatan penanganan sampah. Truk-truk yang seharusnya beroperasi setiap hari justru sering mogok di tengah jalan, mengakibatkan sampah menumpuk di berbagai sudut kota. 

Akibatnya, warga harus menghadapi bau menyengat, lingkungan yang semakin kumuh, serta meningkatnya risiko penyakit akibat sanitasi yang buruk. Tidak hanya itu, jumlah armada yang tersedia sering kali tidak sebanding dengan volume sampah yang terus meningkat. 

Kota-kota yang berkembang pesat menghadapi tantangan besar dalam mengelola limbah, sementara anggaran yang seharusnya digunakan untuk menambah atau memperbaiki truk pengangkut sampah justru dialokasikan ke pos-pos lain yang lebih bersifat seremonial, seperti pembelian mobil dinas baru.

Situasi ini menjadi semakin ironis ketika kepala daerah yang baru dilantik justru mengutamakan pengadaan kendaraan dinas bagi dirinya dan pejabat lain, sementara di sisi lain, pekerja kebersihan harus berjibaku dengan keterbatasan alat dan infrastruktur yang tidak memadai. 

Bagaimana mungkin sebuah daerah bisa berjalan efektif jika sampah yang seharusnya diangkut justru dibiarkan menumpuk karena kendaraan operasionalnya tak layak pakai?

Kepala Daerah Baru: Ujian Kepemimpinan di Awal Jabatan

Kini, keputusan ada di tangan para kepala daerah baru. Apakah mereka akan mengutamakan ego dan gengsi dengan membeli mobil dinas baru? Ataukah mereka akan memilih untuk menggunakan anggaran secara bijak demi kepentingan masyarakat luas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun