Namun bagi Sinta, keajaiban terbesar bukanlah kemasyhuran bunga itu, melainkan pertemuan dua hati yang disatukan oleh kepedulian.
Setiap malam, dari beranda rumah mereka, Sinta dan Arkan duduk bersama, memandangi taman kecil di bawah cahaya lembut bunga-bunga biru yang berkelip.
"Kau tahu, Arkan," kata Sinta perlahan, "ayah dulu pernah bilang: yang membuat bunga bercahaya bukan tanah, bukan air, tapi hati manusia yang tulus."
Arkan menatapnya, menggenggam tangannya erat.
"Maka biarlah cahaya ini tidak pernah padam."
Angin lembut meniup dedaunan. Di bawah sinar bulan, bunga Mata Kucing memantulkan cahaya lembut ke wajah mereka---sepasang manusia yang percaya bahwa sains tanpa kasih hanyalah angka, dan kasih tanpa sains hanyalah mimpi.
Tapi ketika keduanya bersatu, dunia menjadi lebih terang, dan hidup menjadi penyembuhan yang abadi.
----------------Selesai---------------
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI