Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Lintang

1 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 1 Juli 2020   05:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kok diam? Apakah itu artinya bersedia?"

Lintang tergagap, salah tingkah, bagaimana harus menjawab...  Bagaimanapun baik niat Rudi, hati Lintang tak pernah bisa menerimanya, meski Lintang tahu itu salah? Suudzon adalah dosa, tapi hatinya tak bisa berbohong.. Dan urusan hati tak bisa dipaksa.

"Maaf, saya belum bisa, Mas..," Lintang menunduk tak bernyali menatap Rudi.

"Kenapa?"

"Padahal Mas sangat mencintai kamu, dan Mas janji akan bikin kamu bahagia."

"Maaf, saya memang belum bisa," elak Lintang hati-hati, takut kalimatnya melukai laki-laki itu.

"Tapi tolong pertimbangkan, Mas serius ingin menikah denganmu, sekaligus sebagai bentuk penyesalan atas khilaf waktu itu." pinta Rudi.

"Eh..., iya..." Lintang tergagap menjawab, sejujurnya ia ingin sekali lari dari tempat ini, menyudahi pembicaraan yang penuh omong kosong ini.

Rudi menarik napas panjang, nampaknya ia paham tak bisa memaksa, ia hanya bisa berharap Lintang mau membuka hatinya sedikit saja untuknya.

"Hmm..., maaf saya harus pamit, ada urusan yang harus saya selesaikan," Lintang mencari alasan untuk bisa pergi dari hadapan Rudi.

"Baik, tapi tolong pertimbangkan yang tadi, ya.." sekali lagi Rudi meminta. Lintang hanya mengangguk, tersenyum tipis dan melangkah menuju mobilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun