Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Cinta Tak Bersyarat

4 Juni 2020   06:46 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:52 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisnis itu gampang, kok. Aku yakin Lintang lebih pengalaman," ujar Anan.

"Prinsipnya sama, hanya saja selama ini kamu mengendalikan bisnis orang lain dengan metoda kapitalis. Berniaga dengan manusia dalam menghitung untung dan rugi, sekarang saatnya kamu berniaga dengan Allah, dan percayalah... berbisnis dengan Allah tak akan pernah rugi justru akan terus bertambah keberkahan."

"Maksudnya? Gimana caranya berniaga dengan Allah?" Lintang penasaran.

"Berserah total pada Allah, cintai Allah tanpa syarat, jangan pernah menghitung untung dan rugi dalam berbisnis dengan Allah, karena Dia lebih tahu bagaimana mencukupkan rezekimu."

Lintang manggut-manggut, sesungguhnya ia belum terlalu paham apa yang dimaksud Anan. Tapi Lintang membulatkan tekadnya, ia harus lebih baik.

"Ingat juga, dalam setiap rezeki kita ada hak orang lain, maka jangan lupa sedekah sebagai tanda syukur kita atas rezeki yang telah sampai pada kita."


"Insyaa Allah, Mas. Doakan aku bisa menjalankan apa yang Mas Anan perintahkan."

"Eittss... " Anan menggelengkan kepalanya sambil menyilangkan telunjuk di depan bibirnya. Membuat Lintang menahan tawa geli.

"Kalau kamu ingin belajar menjadi lebih baik, bukan atas perintahku. Tapi sekali lagi lakukan semuanya sebagai tanda cinta tak bersyarat pada-Nya. Cinta yang tak berharap pujian makhluk, melainkan hanya berserah pada-Nya. Berharap cinta-Nya dengan berserah diri total, sabar dan ikhlas pada setiap ketetapannya.  Karena move on berhijrah menjadi lebih baik saja itu tidak cukup, tapi  juga harus move up mendekatkan diri pada Allah."

Matahari telah lengser ke barat, Lintang pamit, ia merasa hatinya tercerahkan. Gischa memeluknya erat, membisikkan sesuatu yang membuat Lintang tersenyum dan mengangguk.  Lintang bergegas masuk mobil, dilihatnya Anan memeluk Gischa dengan tatapan teduh, kembali hati Lintang berdesir halus. 'Apakah aku harus mencintai Rabb-ku terlebih dulu untuk bisa mendapatkan cinta laki-laki yang  mau mencintaiku tanpa syarat.' Lintang bersenandika. Kata-kata Anan terngiang di telinganya, "Mencintai itu syaratnya harus tanpa syarat. Jika tak bisa menyertai dalam saat-saat terburuk, maka tak layak untuk bersama pada saat-saat terbaik."

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun