Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Cinta Tak Bersyarat

4 Juni 2020   06:46 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:52 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Anan mengakhiri cerita ketika pintu ruang Fisioterapi terbuka. Bergegas ia berdiri menyongsong Gischa yang tengah tersenyum.

"Bagaimana terapinya?" tanya Anan.

"Alhamdulillah. Kata Dokter Risti, tungkai dan telapak kakiku sudah cukup kuat. Hanya saja tulang-tulang panggul belum cukup kuat untuk menyangga tubuhku.  Masih terasa sakit digerakkan," ujar Gischa, ada nada sedih di sana.

"Kamu yang sabar, ya.. Insyaa Allah pasti akan sembuh." Anan mengelus  kepala Gischa  yang tertutup jilbab lebar. Lalu mengenggam tangan Gischa seolah menguatkan.

"Nggak ada yang nggak mungkin jika Allah berkehendak. Kamu nggak boleh putus asa, yakini bagi Allah mudah untuk menyembuhkan kakimu, namun Allah lebih tahu apa yang terbaik untukmu."


"Iya, Mas. Insyaa Allah aku sabar kok." Gischa tersenyum malu ketika Anan mendaratkan ciuman kecil di dahinya.

"Mas, malu tuh sama Lintang." bisik Gischa sambil melirik Lintang. Anan hanya tertawa renyah.

Lintang tak sanggup menyaksikan pemandangan di depan matanya. Berulang kali ia harus membuang muka untuk menyeka air matanya yang membanjir, ada iri yang menyelinap menyaksikan kebahagiaan sahabatnya. Namun ia juga bisa merasakan betapa berat ujian yang harus dilalui kedua sahabatnya itu. Ujian yang akhirnya mengantar seorang Anandito Prasetyo laki-laki anak orang kaya dengan label petualang wanita yang masa mudanya dilalui dengan foya-foya di arena balap, hingga bisa berubah seratus delapan puluh derajat.

Sakitnya Gischa telah membuat Anan mendapatkan hidayah untuk hijrah dan mencintai Allah. Delapan tahun Allah menguji kesabaran Anan, untuk bersabar merawat dan mencintai ibu dari anak-anaknya yang kini begitu lemah di atas kursi roda.

Lalu bagaimana dengan dirinya? Selama ini Lintang merasa tak pernah peduli dengan urusan agama, asal bisa sholat dan puasa di bulan Ramadhan. Sedang amalan yang lain.. Lintang bahkan tak pernah mengenalnya, ia hanya fokus pada karir dan  kesibukannya mengejar dunia. Apakah harus menunggu Allah berikan ujian untuk berubah? 'Allah... jangan, aku tak sanggup menghadapi ujian-Mu' gumam batin Lintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun