Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Bunga-Bunga Kuliner di Trotoar Jalanan Kota Solo

7 Juli 2025   05:34 Diperbarui: 7 Juli 2025   11:15 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang senja di Kedai Bali di bantaran Kali Pepe, Solo (Dokumentasi Pribadi)

Aku mengambil tempat duduk di trotoar, seberang kedai itu. Kedai itu, seperti juga warung-warung lainnya, telah memanfaatkan trotoar di sisi kiri dan kanan Jalan Wentar sebagai ruang duduk untuk tetamu kedai. 

Di atas trotoar tempatku duduk, disediakan meja pendek untuk pengunjung yang ingin lesehan. Tapi sore itu, karena kedai sudah tutup, taplak meja dan tikar lesehan sudah digulung. Karena itu, aku duduk saja di atas meja, menanti kopi diseduh dan disajikan.

"Monggo, Pakde." Secangkir kopi hitam disajikan anak gadis yang ramah dan, karena itu, manis di atas meja rendah. 

"Inggih, Mbak. Matur nuwun." Dia layak mendapat ucapan terimakasih. Bukan saja atas keramahannya, tapi juga karena kesediaannya menyeduhkan secangkir kopi untukku di saat kedai telah tutup.

Aku menyeruput kopi panas itu sedikit. Pahitnya nikmat, melunturkan rasa lelah sejak naik kereta pagi dari Senen.

Ruang terbuka di trotoar untuk pengunjung Kedai Bali (Dokumentasi Pribadi)
Ruang terbuka di trotoar untuk pengunjung Kedai Bali (Dokumentasi Pribadi)

Aku mengamati sekeliling tempatku duduk. Trotoar itu telah ditata menjadi sebuah taman yang asri. Nuansa hijau segar tidak saja diberikan oleh pepohonan di trotoar. Tapi juga berbagai tanaman hias dalam pot-pot yang tersusun serasi. Juga tanaman hias yang menempel di batang pohon.

Pada siang hari, sampai menjelang sore, tempat ini ramai oleh pelanggan. Mereka makan siang di situ atau sekadar ngopi atau ngeteh. Ada banyak jenis menu disediakan, antara lain soto, kare, sop, pecel, dan sambel goreng tumpang. Juga aneka gorengan, semisal tempe, tahu, dan martabak. Tentu saja, aneka minuman pun tersedia.

Pada sore menjelang senja itu, hanya ada seorang pengunjung kedai: aku.

"Rasanya seperti pulang ke rumah pada sore hari. Lalu melepas lelah di taman belakang, ditemani secangkir kopi hitam." Aku membatin. Sungguh, mampir di kedai itu terasa seolah pulang ke rumah.

"Tiga ribu, Pakde," jawab gadis ramah itu ketika aku hendak membayar secangkir kopi yang sudah tuntas. Aku pikir itu bukan harga sebenarnya. Di kafe kopi Jakarta aku harus membayar minimal Rp 30,000 untuk secangkir kopi yang harus diminum di tempat yang "bukan rumah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun