Pak Penilik terkesiap. "Bagaimana kamu bisa tahu. Bapak kan tidak beritahu jarak Parapat ke Siantar?"
"Santabi, Pak Penilik. Â Aku tahu pasti, jarak Parapat ke Siantar itu limapuluh delapan kilometer. Itu tertulis pada papan penunjuk arah di Simpang Empat Siantar. Â Lebih atau kurang dari itu, salah."
Pak Penilik terdiam. Â Poltak benar. Â Tak mungkin baginya menyalahkan jawaban anak itu.Â
"Bagus kali jawabanmu, Nak. Siapa namamu?"Â
"Aku, Poltak, Pak Penilik."
"Apakah kau anak pindahan dari Siantar?" Pak Penilik agak curiga karena tampilan Poltak persis anak kota.
"Bukan, Pak Penilik. Aku asli anak Toba."
"Oh, baiklah. Kita lanjutkan, ya. Anak-anak, pulau mana penghasil utama garam di Indonesia?"
"Pulau Madura, Pak Penilik," jawab Berta dengan tangkas.
"Kalau penghasil aspal?"
"Buton, Pak Penilik." Â Giliran Polmer menjawab dengan tepat.