Di sela-sela menunggu pesanan datang, mereka asyik berbincang.
"Orang tua kamu ke mana, Nis? Tadi rumahmu sepi seperti kuburan." Tanya Rahma.
"Mama sama Papa pergi ke rumah nenek. Rian juga ikut mereka," jawab Anisa.
"Ohh pantas. Oh iya, Skripsimu udah sampai mana?" tanya Rahma.
"Bentar lagi selesai kok, tinggal satu bab saja," jawab Anisa.
Di tengah mereka berbincang, Anisa mendapat kabar dari pamannya.
Melalui pesan WhatsApp, pamannya mengabarkan bahwa keluarganya mengalami kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit.
Mendengar kabar itu Anisa langsung kaget. Dia tidak bisa berkata-kata, air matanya menetes deras membasahi pipinya yang tirus.
Rahma berusaha menenangkan temannya itu. Mereka langsung menuju rumah sakit tempat keluarga Anisa dirawat.
Begitu sampai di rumah sakit tempat keluarganya dirawat, Anisa langsung menemui ayah dan adiknya yang sudah sadarkan diri. Sementara itu, dia harus mengikhlaskan kepergian ibunya.
Anisa sangat sulit untuk melupakan orang yang dia sayangi. Dari dalam hatinya, dia masih belum bisa mengikhlaskan kepergiannya.