Pendidikan berkualitas tidak hanya di sekolah, orang tua juga harus mendukung dari rumah. Kolaborasi menjadi kunci.Â
Beberapa waktu lalu mendapat cerita dari seorang teman. Anaknya terpaksa harus segera dipindahkan dari SMPN tempatnya bersekolah saat ini.Â
Wali kelas mengabarkan anaknya bermasalah, karena sudah dua kali ketahuan membawa rokok ke sekolah. Tentu saja kabar ini sangat mengagetkan. Apalagi sang anak perempuan, dan belum genap dua bulan tahun ajaran baru atau baru dua bulanan saja berada di sekolah tersebut. Gurunya menyarankan untuk pindah sekolah karena sudah melanggar 100 poin di sekolah. Satu pelanggaran memang dihargai dengan 50 poin.
Ada apakah gerangan?
Analisis sementara, anaknya ini kemungkinan salah dalam bergaul di sekolah barunya. Ingin cepat-cepat mendapat teman di sekolah barunya, akhirnya malah bertemu dengan kakak kelas yang mempengaruhi ke hal buruk.
Padahal menurut orang tuanya, selama di sekolah dasar negeri (SDN), tak ada sekalipun, kasus yang menimpa anaknya. Anaknya juga berperilaku seperti anak-anak pada umumnya,meskipun dari sisi prestasi biasa saja. Namun, diperkirakan, Â lingkungan sekolah yang baru begitu cepat mempengaruhi sang anak. Ditambah usia sang anak yang beranjak remaja sehingga cepat sekali terpengaruh, tanpa memilah mana yang baik dan buruk buat dirinya.Â
Dengan adanya  surat peringatan dari sekolahnya, teman ini berencana segera mencari sekolah yang baru bagi sang anak. Semoga yang terbaik saja.
PENDIDIKAN DI MULAI DARI RUMAH
Tidak tahu persis apa yang menimpa anak teman tersebut, apakah benar karena pengaruh dari salah memilih circle di sekolah saja. Atau memang sudah dari rumah kesalahannya?
Sebagai orang tua, saya termasuk yang percaya, pendidikan terbaik di mulai dari rumah. Sekolah hanya pelengkapnya.
Rumah tempat terbaik bagi anak bukan hanya untuk pulang tapi juga untuk bertumbuh dan berbagi semua masalah yang ada di luar sana. Yang bisa jadi membuat mereka bingungÂ