Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jalan Tol Ibu Kota Baru

10 Juli 2022   12:10 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:55 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: istockphoto.com

Pasar yang semula ramai, kini hanya terlihat kios-kios pedagang tertutup rapat oleh pintu-pintu besi. Restoran Le Taillevent yang biasanya ramai pengunjung hingga mengular ke seberang jalan, kini harus gulung tikar.

Pada malam hari, mereka tidur bersama sebagai sepasang kekasih yang sedang merindukan hadirnya tangis dan tawa buah hati di rumah mereka.

Malam itu, terbesit di kepala mereka untuk segera memiliki anak. Kesibukan bukan lagi yang menjadi alasan mereka. Sebab, Divoc telah memaksa mereka tinggal di rumah lebih lama.

Suara ayam yang merdu di pagi hari berhasil membangunkan mereka yang masih terlelap dalam tidurnya. Mereka bangun lalu duduk di kursi panjang yang menghadap ke luar jendela rumah mereka.

Mereka melihat kota berubah sangat sepi, hanya beberapa kendaraan yang lewat serta petugas kepolisian dan orang-orang berpakaian seperti antariksawan yang berjaga di beberapa titik.

Kedatangan Divoc membuat semua orang menjadi susah, banyak orang putus kerja karena perusahaan memberhentikan produksinya, pasar-pasar juga harus tutup untuk sementara waktu.

"Gimana pekerjaan kamu?" tanya Melia.

"Belum tahu kelanjutannya. Masih dihentikan," jawab Marcus.

"Ya sudah, sabar ya. Ini kamu minum dulu tehnya." Ucap Melia sambil menyodorkan satu gelas teh.

Marcus meminum teh buatan istrinya. Nikmat, dahaga di tenggorokannya langsung hilang. Teh itu juga memberinya kehangatan di tengah musim dingin yang sedang menghampiri.

Marcus memandang Melia dengan serius, menatap matanya yang indah, lalu menciumnya dan berucap, "Terima kasih, ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun