Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jalan Tol Ibu Kota Baru

10 Juli 2022   12:10 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:55 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: istockphoto.com

Tidak ada yang aneh di hari itu, semua orang masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Tukang ojek masih hilir mudik mengantar penumpangnya, pedagang masih menjual dagangannya di pasar, pun suara anak-anak juga masih terdengar di sekolahan.

Hal yang sama juga dialami Marcus, sebagai kontraktor, dia masih mengerjakan proyek pembuatan jalan tol. Lembaran rupiah masih mengalir deras ke dompetnya. Kebahagiaannya memuncak saat perusahaannya memenangkan tender pembuatan jalan tol di ibu kota baru.

Marcus memiliki istri seorang dosen. Mereka tinggal di Kota Alcatraz, kota yang menjadi pusat fashion dan pariwisata dunia. Alcatraz adalah kota yang romantis dengan taman dan menara yang menjulang di pusat kotanya. Keindahannya membuat ribuan bahkan jutaan orang berbondong-bondong pergi ke sana.

Semua orang di kota itu masih bebas menikmati segarnya udara, merasakan keramaian pusat kota yang dipenuhi oleh wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Tapi itu dulu, sebelum kedatangan Divoc.

Divoc telah merubah segalanya di kota itu, kehadirannya yang tak diundang membuat semua orang menjadi susah. Marcus, yang semula masih di luar kota menyelesaikan pekerjaannya, terpaksa harus pulang, lantaran proyeknya dihentikan imbas kedatangan Divoc.

Begitu pun dengan istrinya, Melia harus menyiapkan sinyal internet yang lebih kencang dari biasanya karena mulai pekan depan dia harus mengajar dari rumah.

Minggu ini, mereka berada di rumah. Melia sibuk mempersiapkan materinya untuk mengajar esok hari, sedangkan Marcus terlihat merenung, memikirkan proyeknya yang tiba-tiba dihentikan.

Pekan demi pekan mereka rasakan dampak hadirnya Divoc. Cobaan yang sangat berat bagi mereka. Terutama Marcus, karena proyek jalan tol ibu kota baru itu harus segera diselesaikan jika dia ingin lembaran rupiah terus mengalir ke dompetnya.

Sementara Melia, tetap menerima gaji meski keadaan yang membuatnya tidak pergi ke kampus. Kendati demikian, dia tetap bersyukur, karena masih ada rupiah yang dia dapatkan setiap bulannya.

Alcatraz, kota yang semula ramai bagai semut mengerubungi gula, kini sepi seperti kuburan. Tidak ada lagi keramaian di kota itu, semua orang tinggal di rumah seperti yang diperintahkan oleh wali kota dalam pengumumannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun