Mohon tunggu...
Moehammad Abdoe
Moehammad Abdoe Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan

Pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM, 2015) dengan gerakan yang mengangkat tema sosial dan seni musik jalanan. Karyanya berupa puisi dan cerpen beredar di sejumlah surat kabar dan majalah. Buku antologi puisi tunggal terbarunya yang telah terbit berjudul Debar Waktu (Elex Media Komputindo/Kompas Gramedia, 2021). Saat ini, ia masih tinggal di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang) sebagai penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi - Puisi Moehammad Abdoe

1 Desember 2021   06:49 Diperbarui: 1 Desember 2021   07:23 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari sebelum kereta tiba
seorang tua sedang menunggu di peron
dengan isak tangis bayi
dan anak perawan yang berulang kali keliru menuangkan garam ke dalam cangkir berisi kopi
saat membantu ibunya berjualan di warung

"tiada kehidupan selain kematian setelah ini," katanya
kematian itu wajahnya seperti cahaya yang paling silau
atau serupa hitam pekat kopi
gelap
dan mengintai siapa saja

melalui pintu sebesar lubang cacing
ia tidak melihat edaran waktu, pohon purba, ataupun sungai safir yang menguap di langit tanggung

seperti udara malam ruam di palung sunyi
dingin dan basah

(Malang, 2021)

Moehammad Abdoe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun