Hudaemi sedang berjalan pulang seusai sholat shubuh dari masjid, datanglah sekelompok pasukan belanda yang mendekati hudaemi, mereka langsung bergegas menangkap Hudaemi, Hudaemi tak bisa kabur dari kejaran pasukan belanda, akhirnya ia ditangkap.
"Lepaskan saya, apa yang salah dnegan saya?" Suaranya tidak jelas dikarenakan ditutupi oleh solatip.
Orang yang ditangkap bukan hanya Hudaemi, ada beberapa orang yang kontra terhadap belanda yang ikut ditangkap, ada KH. Ruhiat, Haji Syirod dan hambali syafei. Mereka pula ditangkap atas tuduhan menghasut masyarakat untuk memberontak kebijakan kolonial belanda.
Mereka ditahan di Penjara Tasikmalaya dan sehari kemudian dipindahkan ke penjara Sukamiskin Bandung.
"Ya Allah selamatkan lah kami dari mara bahaya" Mereka semua berdoa bersama di dalam penjara, mereka berbincang satu sama lain, Dan mereka semua memasrahkan segala nya kepada Allah SWT untuk hari kedepannya.
Pada tanggal 10 januari 1942 mereka dibebaskan dari penjara itu. Hudaemi memiliki jiwa yang tidak pantang menyerah, dirinya masih tetap akan membuat masyarakat ikut serta untuk memberontak kolonial belanda.
Hudaemi sama seperti biasanya masih melakukan khutbah ke pelosok pelosok untuk mengajak mereka semua memberontak belanda.
Tak jelang beberapa bulan, Hudaemi kembali ditangkap bersama Kiai Rukhiat atas tuduhan yang sama seperti sebelumnya. Mereka berdua ditangkap dan dipenjarakan di penjara Ciamis.
Cerita berlanjut dengan menyerahnya belanda terhadap jepang. Namun, kedua itu masih mendekam dipenjara belum dibebaskan.
Pada saat itu kedudukan kita berada dibawah pemerintahan jepang.
Hudaemi dan Kiai Rukhiat dibebaskan namun pemerintah jepang menginginkan agar membantu jepang dalam mewujudkan ambisi fasisnya, yaitu menciptakan Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.