Dalam perjalanan Hudaemi di NU, dirinya diangkat sebagai wakil ro'is Syuriah NU Cabang Tasikmalaya.
Tahun 1940 adalah hari dimana Hudaemi mulai bergerak untuk melawan kebijakan penjajah.
"Assalamualaikum pak Kiai, pak Kiai jualan ibu saya diacak-acak sama orang belanda, bantu ibu saya pak kiai" Ucap Santri bernama Adam
"Waalaikumusalam, kita datangi tempat ibu kamu berjualan" pak kiai bergegas bersama santri itu ke pasar.
Di Sana terlihat semua dagangan penjual yang ada di pasar sudah rusak dan berantakan.
Rasa sedih penjual terlihat dari matanya, seakan ingin meneteskan air mata namun tak kuat menahan beban yang diterima.
"Adam, panggil anak santri dan santriwati yang lain untuk bantu membereskan semua ini" Huda memberi perintah terhadap santri nya.
"Baik pak Kiai" Adam pergi menuju pesantren.
Huda terbawa suasana, ia sangat kesal dengan kehadiran orang-orang belanda yang menyusahkan rakyat kalangan pedagang, mereka tak memikirkan apa yang rakyat rasakan.
Sejak saat itu Hudaemi mengadakan kegiatan yang membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap perlawanan terhadap pendudukan penjajah.
Huda sangat tidak terima dengan kebijakan kebijakan politik kolonial belanda yang begitu merugikan.