Malam itu sangat sunyi, hembusan angin menyelimuti tubuh, ingin sekali rasanya tidur dengan nyenyak, namun mata selalu terbuka tak ingin menutup rapat, seolah ada yang mengganggu pikirannya, namun ia tak paham dengan apa yang dipikirkan.
Kegelapan menutupi matanya, pikirannya hanyut dalam kesedihan, ingin sekali rasanya menangis, tapi Huda tak paham kenapa ia ingin menangis.
"Huda, tidur udah malam" Kata Danu yang terbangun dari tidurnya.
Ia melihat Huda sedang duduk menyender tembok namun tak mengucapkan sepatah kata pun saat disuruh tidur olehnya.
"Huda" Ucap Danu sembari memegang pundak Hudaemi.
Huda terbangun dari lamunannya, pikirannya kacau, jantungnya berdetak cepat, badannya terlihat lemas, kedua tangannya bergetar, muka nya terlihat takut seakan tak kuat menahan diri, tak lama ia pun terjatuh pingsan.
"Tolong huda pingsan" Teriak Danu yang panik melihat keadaan temannya.
Di tengah gelapnya malam, Semua orang yang berada satu kobong terbangun dari tidurnya, teriakan Danu sangat kencang, sampai-sampai santri kobong sebelah pun ikut terbangun dari nyenyak nya tidur.
"Ayo bantu aku bawa huda ke ruang UKS" Tak banyak lama Danu dan teman satu Kobong nya yaitu Ibra dan Ilham bergegas membawa Huda keruang UKS.
"Aku dimana? aku dimana? tempat apa ini?" Ucap Huda dalam hati. Ia kebingungan dengan tempat ia berada.