Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 2020 Tahun Pandemi, Tahun 2021 Tahun Optimisme?

27 Desember 2020   17:01 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:22 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: National News and Pictures

Lima tips ini kadang disebut 5 tips untuk memiliki positivity yang besar, kadang juga disebut 5 tips untuk memiliki ketangguhan (resilience). Jika kita Googling, maka kita akan menemukan arti kata positivity, namun kata itu dalam neuroscience memiliki arti begini: sebuah kondisi di otak saat berfungsi maksimal, sehingga menjadi lebih cerdas, punya solusi, kreatif, inovatif, tahan stres atau depresi, produktif, tubuh lebih sehat, dan lebih cenderung pada altruism (kebajikan) atau spiritualism.

Mengapa 5 tips? Semua tips ini adalah hasil dari berbagai riset untuk menemukan cara mengubah fungsi otak menjadi maksimal. Tentu ada tips lain di luar 5 tips ini, namun 5 tips ini memiliki tingkat yang paling besar.

1. MEDITASI

Lebih dari 2 dekade para neuroscientists di berbagai tempat di dunia melakukan penelitian tentang meditasi. Mereka menemukan, beberapa kegiatan ibadah agama yang disebut mirip dengan meditasi, misalnya berdoa. Mereka kemudian menemukan cara bagaimana melakukan meditasi yang sederhana, namun bisa mengubah kondisi otak menjadi positif secara signifikan, apalagi jika dipraktikkan untuk waktu yang lama. Mereka memberi sebutan untuk cara meditasi yang mereka susun dengan sebutan "mindfulness meditation" atau "seculara meditation".

Cara meditasi ini mudah, yaitu hanya dengan memperhatikan atau fokus pada tarikan nafas masuk dan hembusan nafas keluar. Beberapa kali tarikan dan hembusan nafas saja sudah memberikan perubahan baik di otak, apalagi jika dilakukan bermenit-menit dan sering setiap hari, dan apalagi jika dilakukan sejak kecil atau untuk periode yang panjang.

2. BERSYUKUR atau MENULIS JURNAL

Bersyukur adalah tradisi yang bisa ditemukan di agama apa pun atau dalam kultur mana pun di dunia. Bersyukur itu sangat popular. Praktik bersyukur itu memang berkaitan dengan kemunculan efek positif di otak. Mereka yang mudah bersyukur biasanya sering disebut memiliki spiritualitas.

Bersyukur dalam neuroscience tidak sama dengan bersyukur dalam tradisi agama. Bersyukur dalam neuroscience tak mudah, karena praktek ini adalah proses terus-menerus dalam menemukan hal-hal positif yang terjadi pada kita atau di sekitar kita sepanjang 24 jam terakhir.

Hal-hal positif ini ditulis di atas kertas atau diketik dalam 1 atau 2 paragraf. Bersyukur menurut neuroscience ini disebut juga sebagai "menulis jurnal". Orang yang bersyukur itu artinya mereka menulis sekali atau lebih setiap hari dan subyek yang ditulis juga berganti terus.

3. ALTRUISM ATAU MELAKUKAN KEBAJIKAN

Sebenarnya, jika orang sudah melakukan meditasi dan bersyukur, maka otak mereka sudah cukup memiliki kondisi positif. Otak yang dalam kondisi positif ini lebih cenderung pada kebajikan. Selain itu, neuroscience menganjurkan agar kita berusaha melakukan kebajikan setiap hari karena praktik melakukan kebajikan menghasilkan positivity di otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun