Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 2020 Tahun Pandemi, Tahun 2021 Tahun Optimisme?

27 Desember 2020   17:01 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:22 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: National News and Pictures

Apakah dunia masih akan muram di tahun 2021? Bagaimana dengan tahun 2022?

Jadi apa yang paling kita butuhkan untuk bisa menghadapai masa depan yang tidak pasti itu? Atau bagaimana cara kita bisa melalui pandemi ini atau  melalui berbagai bencana, tantangan atau hambatan hidup ini yang bisa datang kapan saja? Bagaimana kita bisa lolos dari jerat stres atau depresi karena pandemi ini atau bencana lainnya?

====

HAMBATAN HIDUP, TANTANGAN HIDUP, ATAU BENCANA YANG BISA MENIMPA KITA KAPAN SAJA

Pandemi bukan peristiwa yang sering terjadi. Pandemi terakhir terjadi 100 tahun yang lalu, yaitu di tahun 1918-1920. Pandemi ini disebabkan oleh Spanish Flu yang membunuh kurang lebih 50 juta orang di seluruh dunia. Saat pandemi itu terjadi, pengetahuan tentang virus dan cara penyebarannya belum terlalu dipahami, sehingga angka korbannya terlalu tinggi dibanding dengan pandemi COVID-19 sekarang. 

Padahal jumlah penduduk dunia masih sedikit, padahal sistem transportasi dunia belum sehebat sekarang. Hanya dalam 2 tahun (1918-1920) pandemi ini cepat sekali meluas ke seluruh dunia. Pulau Jawa pun tercatat dilanda pandemi Spanish Flu. Korban berjatuhan sebanyak 1,5 juta orang, karena respon pemerintah Belanda yang kurang baik.

Sekarang saat pandemi COVID-19 mulai merebak, sebagian dari para ahli pun mencari-cari catatan sejarah mengenai pandemi Spanish Flu di masa 100 tahun lalu itu. Sebagian lagi berusaha membuatkan vaksinnya. Dan sebagian lagi mencari cara untuk mencegahnya menyebar cepat dan meluas.

Mungkin itu sebabnya dunia kedokteran dan pemerintah berbagai negara merespon pandemi ini seperti baru pertama kali terjadi. Temuan yang disebarkan dan langkah yang diambil berulangkali dikoreksi oleh badan-badan kesehatan dunia dan kumpulan ilmuwan dunia. Memang begitulah sains, dibangun dari berbagai kesalahan dan dibangun melalui riset yang panjang.

Dunia pun dilanda cemas, panik atau stres bahkan depresi, karena para pemimpin berbagai negeri berulangkali mengkoreksi langkah atau kebijakannya dalam menghadapi pandemi ini. Media sosial dipenuhi dengan teori konspirasi atau hoax, bahkan ajakan untuk "melawan" langkah yang diambil pemerintah. Stres memang membuat orang mudah panik atau melakukan tindakan irasional lainnya. Orang menjadi mudah dihasut dan lebih percaya pada berita yang belum pasti kebenarannya.

====

Pandemi bukanlah satu-satunya sumber hambatan hidup atau tantangan hidup yang besar di dunia ini yang bisa menimpa siapa pun atau warga mana pun. Perang, atau konflik politik, agama, atau etnis serta bencana alam juga tantangan hidup atau hambatan hidup yang menghasilkan penderitaan yang besar bagi warga sebuah wilayah atau teritori. Semua hambatan hidup itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja pada siapa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun