Embun Pagi di Atas Rumput
Engkau datang diam-diam,
Membawa dingin yang tak menyakiti.
Bukan suara yang kau bawa,
Untuk pagi yang masih ragu membuka mata.
Namun cahaya menirumu: pelan, lembut, sabar.
Pohon pun diam menyambutmu,
Ada yang patah dalam malam dan kau menjahitnya perlahan.
Gemericik tak terdengar,
Ialah isyarat bahwa dunia belum sepenuhnya hilang.
Di sela-sela rumput, kau menyimpan rahasia.
Ibu yang bangun paling awal pun tak menyadari kehadiranmu.
Ada puisi di ujung sehelai daun,
Tak terucap, tapi kau menuliskannya.
Aku membaca tanpa huruf,
Seperti mengingat sesuatu yang belum pernah terjadi.
Rumput pun tak pernah bertanya mengapa kau selalu datang tanpa janji.
Untukmu, segala yang sederhana menjadi puisi,
Mungkin itulah sebabnya aku mencintaimu pagi ini,
Pada setia yang tak bersuara namun selalu hadir,
Untuk mengajarkan cara mencintai tanpa memiliki,
Tepat seperti embun, yang tahu waktu terbaik untuk menghilang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI