Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dalam Pesona Purnama, Ada Cahaya Mentari

28 Oktober 2021   20:37 Diperbarui: 28 Oktober 2021   20:50 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Iya,.Belum tidur, Mas," sapa Dara dengan nada tersekat berbasa basi.

" Belum. Mata tampaknya susah diajak kompromi malam ini. Bintang masih mengajak bersama. Demikian pula dengan cahaya rembulan. 

Apakah dinda putri yang menawan bersedia melapangkan waktu bersama hamba yang sedang berteman sepi," jawab Dian Akew dengan nada puitis.

Dara terdiam. Kerongkongannya tersekat untuk biacara. Seolah tersumbat oleh sesuatu. Kakinya terasa berat melangkah. Sekan-akan ada beban yang menghadangnya. Kebahagian terasa direlung hatinya yang terdalam. Berbunga-bunga. Apalagi dari narasi teman-teman dan penggemar Dian Akew tersiar kabar bahwa seniman itu kurang bersahabat dengan wanita.

"Mas Dian itu kayaknya kurang romantis sebagai lelaki. Jarang bergaul dengan perempuan," cerita temannya.

"Iya. Walaupun penggemarnya kebanyakan wanita, tapi sikapnya biasa-biasa saja," sela temanya yang lain.

"Dan sungguh beruntunglah wanita yang bisa menaklukan hatinya. Soalnya hatinya sekeras batu. Tak terbuka untuk wanita," ujar teman Dara yang lain sembari ngakak.

Uluran tangan sang sastrawan membuat Dara telah hadir dalam pangkuan sang sastrawan. Cahaya rembulan menjadi saksi drama romantisme dua anak manusia itu. 

Tatapan dari kedua bola mata keduanya menafsirkan jiwa-jiwa yang kering kerontang. Tatapan keduanya seakan ingin mereguk kebahagian yang hilang. Tanpa terasa bibir mungilnya telah basah. 

Dengus anjing hutan liar makin beringas mengejar mangsanya. Angin sepoi menambah keromantisan malam.Kesahduan malam makin mempesona ketika keduanya saling merebahkan diri. Suara derit kayu-kayu kecil dihutan oleh tiupan sepoinya angin menambah ganasnya malam. 

Malam semakin meninggi. Setinggi emosi manusiawi yang menguasai raga Dara dan sang sastrawan. Tetesan air yang jatuh ke dedaunan menambah dinginnya suasana malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun