BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Â Â Â Manajemen Pemasaran
      Manajemen Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis dalam menciptakan, mengkomunikasikan, pengiriman, dan penciptaan nilai baik bagi konsumen, pelanggan, rekanan dan masyarakat yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Menurut Apri Budianto (dalam Penerbit Ombak 2015) Artinya manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran (target market) dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
      Pemasaran digital adalah cara mempromosikan produk atau layanan melalui media digital seperti media sosial, e-mail, dan situs web. Dalam pemasaran digital, hal yang penting adalah menarik perhatian konsumen, membangkitkan minat, membangun keinginan, dan mendorong mereka untuk bertindak, yang sering dikenal dengan istilah AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Dengan menggunakan strategi seperti pemasaran konten dan pengoptimalan mesin pencari (SEO), perusahaan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih efisien. Menurut Ryan (2016), pemasaran digital memungkinkan brand untuk terhubung langsung dengan pelanggan, sehingga meningkatkan kesadaran merek dan loyalitas pelanggan.
      Sebagai usaha yang dilakukan penjualan dirumah, Home Store buket sahara juga memerlukan analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap penjulan yang akan di jalankan, sehingga bisa mencapai target.
2.1.1 Â Â Fungsi Manajemen Pemasaran
      Menurut Aditama (2020) dalam (Musnaini 2021:13) fungsi manajemen pemasaran yaitu:
Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi, membuat strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusuan atau alokasi sumber daya organisasi dalam bentuk desain organisasi atau struktur organisasi ssuai dengan tujuan perusahaan yang tertuang di dalam visi dan misi perusahaan, sumber daya organisasi, dan lingkungan bisnis perusahaan tersebut.
Actuating (Pelaksanaan)
Suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Controlling (Kontrol/Evaluasi)
Salah satu fungsi manajemen untuk melakukan kontrol atau evaluasi terhadap kinerja orientasi.
2.1.2 Â Â Tujuan Manajemen Pemasaran
Menurut Aditama (2020) dalam (Musnaini 2021:12) tujuan manajemen pemasaran yaitu sebuah perusahaan dibangun dengan suatu tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh anggota organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tujuan tersebut yaitu:
- Kelangsungan hidup usah, pemasaran yang baik akan meningkatkan perusahan dalam jangka waktu yang tidak terbatas di masa depan.
- Keuntungan yang maksimal, dengan manajemen pemasaran yang baik perusahaan akan mendafatkan keuntungan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
- Pertumbuhan yang berlangsung, suatu kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ekonomi perusahaan secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama.
- Penyediaan lapangan kerja, dengan peningkatan ekonomi dan permintaan terhadap perusahaan, maka perusahaan akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk menambah jumlah karyawan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
- Investasi dan pengembangan usaha, dan sebagainya, mengembangkan investasi atau aset lain agar memberikan keuntungan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Â Â Â Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Keller (2016), proses pengambilan keputusan pembelian itu menggambarkan tahapan yang dilalui oleh konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli suatu barang atau layanan. Proses ini dimulai dengan munculnya kesadaran akan kebutuhan, yang mana konsumen menyadari ada yang kurang. Selanjutnya, konsumen mencari informasi mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Setelah mendapatkan informasi, konsumen akan membandingkan berbagai pilihan yang ada berdasarkan fitur, harga, dan kualitas. Setelah mempertimbangkan semua aspek, akhirnya konsumen membuat keputusan untuk membeli produk tersebut. Di tahap akhir, reaksi setelah pembelian sangat penting karena disinilah konsumen mengevaluasi apakah produk yang dibeli sesuai dengan harapan konsumen, yang bisa berefek keputusan dimasa mendatang, termasuk tingkat loyalitas terhadap merek tertentu.
Inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya (Sangadji & Sopiah, 2013) dalam (Tirtayasa, et al., 2021:70). Dalam hal ini Home Store buket sahara membutuhkan keputusan pembelian juga beberapa tahap yang dilakukan konsumen yang nantinya akan menghasilkan keputusan untuk membeli suatu produk atau tidak.
2.2.1 Â Â Faktor-Faktor Keputusan Pembelian
      Menurut Tjiptono (2017) dalam (Melinda,2020:18), dijelaskan bahwa faktor-faktor yang berdampak pada keputusan pembelian pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah. Dimensi nilai terdiri dari 4, yaitu:
- Nilai Emosional, Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif atau emosi positif yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika konsumen mengalami perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli produk.
- Nilai Sosial, Utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri-sogial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh konsumen.
- Nilai Kualitas, Utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
- Nilai Fungsional, Nilai yang diperoleh dari atribut produk yang memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini berkaitan langsung dengan fungsi yang diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen.
2.2.2 Â Â Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
      Berdasarkan pernyataan Kotler dan keller (2016:196) terdapat beberapa tahapan didalam proses pengambilan keputusan pembelian hal tersebut terdiri dari lima tahap yaitu:
- Pengenalan Masalah, Proses ini dimulai saat konsumen menyadari adanya kebutuhan atau masalah yang harus diselesaikan. Kebutuhan ini bisa muncul dari berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam individu (internal) maupun yang datang dari lingkungan (eksternal). Para pemasar perlu mengidentifikasi situasi yang dapat memicu kebutuhan ini dengan mengumpulkan informasi dari konsumen guna mengetahui faktor-faktor yang paling umum memunculkan minat terhadap produk.
- Pencarian Informasi, Setelah kebutuhan dikenali, konsumen akan mencari lebih banyak informasi yang relevan. Proses pencarian ini terbagi menjadi dua tingkatan. Tingkatan pertama adalah kesadaran yang lebih tinggi terhadap informasi produk; berikutnya, konsumen mungkin melakukan pencarian yang lebih aktif, seperti membaca, berkonsultasi dengan teman, dan mengunjungi toko. Sumber informasi dibedakan ke dalam empat kategori, yaitu:
- Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
- Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan pajangan di toko.
- Sumber publik: media massa.
- Sumber pengalaman: pengenalan, pengkajian, dan pemakaian produk
- Evaluasi alternative, Dalam tahap ini, konsumen mulai membandingkan pilihan yang ada. Proses evaluasi dipandang sebagai aktivitas mental, di mana konsumen berusaha untuk menilai produk secara rasional. Beberapa aspek yang menjadi fokus dalam evaluasi adalah atribut produk yang dianggap relevan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
- Keputusan Pembelian, Konsumen akhirnya akan memilih merek yang paling sesuai dengan preferensi mereka. Proses keputusan ini sangat berefek pada sikap orang-orang di sekitar konsumen. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah niat membeli, yaitu:
- Dorongan dari Orang Lain: Semakin kuat dampak positif dari orang lain, semakin terbuka konsumen untuk mengubah pilihan.
- Faktor Situasional: Ketidakpastian atau faktor eksternal yang tidak terduga, seperti harga dan keuntungan yang diharapkan.
- Tingkah laku pasca pembelian, Setelah konsumen melakukan pembelian, mereka akan mengevaluasi produk berdasarkan kepuasan yang dirasakan. Pengalaman ini penting bagi pemasar karena hasil evaluasi ini akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak. Jika produk memenuhi harapan, konsumen cenderung merasa puas dan akan loyal; sebaliknya, jika tidak, hal tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan.
2.3 Â Â Â Promosi
      Promosi adalah bagian penting dari setiap strategi pemasaran yang memerlukan sejumlah alat yang luas, biasanya jangka pendek, dengan tujuan mendorong pembelian atau perdagangan yang lebih cepat. Promosi dapat dilakukan dengan menyebarluaskan informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan atau dengan cara lain untuk meningkatkan permintaan barang atau jasa.
      Menurut Tjiptono (2011:219) dalam (Kristia, 2021) promosi adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan untuk menyebarkan informasi, menarik perhatian konsumen, dan meningkatkan permintaan pasar. Melalui aktivitas promosi yang efektif, bisnis dapat menarik minat masyarakat untuk mencoba produk atau jasa yang ditawarkan, serta mempertahankan ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut. Dengan demikian, pemilik usaha diharapkan dapat memanfaatkan berbagai media promosi yang tersedia untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik produk.
      Secara langsung dan juga secara online dengan menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Namun, meskipun sudah melakukan promosi secara offline dan online, pemilik usaha harus terus mengikuti trend untuk memperbaiki strategi pemasaran mereka untuk hasil yang lebih optimal.
Pemilik bisnis Sahara Crafts harus dapat mengikuti perkembangan jaman karena teknologi berkembang pesat saat ini.
2.3.1 Â Â Digital Marketing
      Philip Kotler dan Kevin Keller (2016) dalam (Erwin, et al., 2023:2) Digital Marketing merupakan proses pemasaran produk (barang/jasa) dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada, khususnya melalui Internet, didukung oleh penggunaan telepon seluler, dengan iklan yang bergambar, maupun media digital yang lain. Dalam definisinya, Philip Kotler dan Kevin Keller menggambarkan Digital Marketing sebagai proses yang melibatkan penggunaan alat dan platform digital untuk memanfaatkan kekuatan internet dan media digital lainnya untuk mencapai konsumen dengan cara yang tepat waktu, relevan, personal, dan biaya efektif. Definisi ini menekankan pentingnya menggunakan teknologi digital untuk berinteraksi dengan konsumen secara lebih personal dan efisien (Kotler et al., 2018; Puriwat & Tripopsakul, 2021).
Dalam kesemua definisi yang hampir sama, Digital Marketing merujuk pada penggunaan teknologi digital dan platform online untuk mempromosikan produk atau layanan, berinteraksi dengan audiens target, dan membangun hubungan dengan pelanggan. Sampai saat ini definisi-definisi Digital Marketing masih sangat relevan.
Â
2.3.2 Â Â Jenis-Jenis Digital Marketing
Menurut (Wati, et al.,2019:15) jenis jenis Digital Marketing ada lima, yaitu:
- Website, Salah satu jenis dari Digital Marketing yaitu website. Jika diperhatikan, sudah banyak produk atau jasa yang sudah menggunakan website, sebagai sarana promosi dan memasarkan produknya di era digital. Selain sebagai sarana promosi dan memasarkan produk, melalui website pun konsumen dapat mencari dan melihat review tentang produk yang ingin dibeli.
- Sosial Media Marketing, Â Pemasaran menggunakan situs media sosial untuk meningkatkan visibilitas di internet dan untuk mempromosikan produk dan layanan. Situs media sosial berguna untuk membangun jejaring sosial dan bisnis. Melalui sosial media bisa menjadi jembatan untuk bertukar ide, pengetahuan, bahkan komunikasi antar pengguna. Kemunculan media sosial menciptakan pengakuan yang berkembang tentang pergeseran push marketing ke model percakapan yang mengarah pada keputusan pembelian pelanggan berdasarkan konten dari ulasan blog, pemberian tag, komentar akun dan lainnya.
- Search Engine atau Mesin Pencarian, Jenis website yang khusus untuk mengumpulkan daftar website yang bisa ditemukan di internet dalam data base yang kemudian menampilkan daftar indeks ini berdasarkan kata kunci atau keyword yang dicari oleh user.
- Email Marketing, Sebuah tindakan atau aktivitas mengirimkan pesan komersial seperti promosi, penawaran produk, diskon, penawaran membership dan lain sebagainya kepada sekelompok orang dengan menggunakan media email.
- Iklan Secara Online, Jenis Digital Marketing yang satu ini hampir sama dengan jenis iklan yang lainnya. Yaitu memanfaatkan platform youtube ataupun media lainnya. Namun, untuk memanfaatkan media periklanan secara online ini perlu mempersiapkan dana promosi terlebih dahulu. Keuntungan dari periklanan secara online yaitu pelaku UMKM dapat menargetkan target konsumen yang akan ditayangkan.
2.3.3 Â Â Manfaat Digital Marketing
      Menurut (Wati, et al.,2019:15) manfaat Digital Marketing ada tiga yaitu:
- Meningkatkan penjualan, Â Pemanfaatan media digital untuk beriklan bisa meningkatkan penjualan produk ataupun jasa. Jangkauan konsumen dan target pasar yang meluas akan membuat produk semakin dilihat banyak orang.
- Lebih dekat dengan konsumen, Â Menjalin komunikasi dengan konsumen melalui media digital akan membuat konsumen menjadi lebih dekat. Memberikan pelayanan terbaik agar konsumen mantap membeli produk atau jasa yang sediakan. Konsumen biasanya menyukai penjual yang memberikan respon cepat dan pelayanan yang ramah. Sehingga bisa memunculkan konsumen baru dan pelanggan setia.
- Meningkatkan pendapatan, Â Tujuan utama dari berbisnis adalah meraih pendapatan, keuntungan dan loyalitas pelanggan. Dengan berkembangnya jaringan konsumen yang dimiliki, maka pendapatan juga ikut bertambah. Pendapatan yang meningkat juga bisa mendorong pertambahan profit untuk bisnis.
2.3.4 Â Â Idikator Digital Marketing
Menurut Aryani (dalam Ega, 2023) menyatakan bahwa enam indikator akan didefinisikan untuk variabel Digital Marketing: Â Â
Tabel 1. 2
Indikator Digital Marketing
No
Indikator
Deskripsi
1.
Accessibility (Aksesibilitas)
Kemampuan pengguna untuk mengakses konten dan layanan yang disediakan secara online, termasuk periklanan, disebut aksesibilitas. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan kemampuan pengguna untuk mengakses situs media sosial.
2.
Interactivity (Interaktivitas)
Istilah "interaktivitas" mengacu pada tingkat komunikasi dua arah yang memungkinkan pengiklan dan pelanggan untuk bertindak balas serta memungkinkan mereka untuk merespons input.
3.
Entertaiment (Hiburan)
Periklanan dapat memberikan hiburan atau kesenangan kepada pelanggan. Banyak iklan menggabungkan pesan informasi dengan hiburan.
4.
Credibility (Kepercayaan)
Kepercayaan mengacu pada seberapa percaya konsumen terhadap iklan online, atau seberapa dipercayainya iklan dalam memberikan informasi yang dianggap dapat dipercaya, tidak memihak, kompeten, kredibel, dan jelas.
5.
Irritation (Gangguan)
Jenis gangguan yang muncul dalam iklan online, seperti manipulasi iklan yang dapat menyebabkan penipuan atau pengalaman negatif bagi pelanggan. Hal ini dapat berdampak pada kualitas iklan dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan perusahaan.
6.
Informativeness (Informatif)
Kemampuan iklan untuk memberikan informasi kepada pelanggan adalah bagian penting dari fungsi iklan itu sendiri. Untuk memberikan   keuntungan finansial kepada pelanggan, iklan juga harus memberikan gambaran produk yang akurat.
Sumber: Aryani (dalam Ega, 2023) Â
2.4 Â Â Â Â Kepuasan Pelanggan
       Menurut Tjiptono (2012), kepuasan konsumen merupakan situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka menyadari bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan yang diharapkan serta terpenuhi secara baik. Secara singkat pengertian kepuasan pelanggan adalah apa yang diinginkan atau dibutuhkan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkannya, seperti barang dan jasa. Memiliki produk atau layanan dengan kualitas terbaik adalah tujuan pelanggan. Oleh karena itu, hingga saat ini, kepuasan pelanggan telah menjadi bagian integral dari visi, misi, tujuan, positioning statement perusahaan dan banyak hal lainnya.
2.4.1 Â Â Dimensi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan, seperti konsep lainnya, terdiri dari berbagai dimensi, komponen, atau unsur yang menyusunnya, sehingga menjadikannya unik dari konsep lain. Menurut Priansa (2017, hlm. 210), terdapat lima elemen yang berkaitan dengan kepuasan konsumen, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Harapan (Expectations), Ekspektasi konsumen terhadap produk atau layanan terbentuk sebelum mereka melakukan pembelian. Selama proses pembelian, konsumen berharap bahwa produk atau layanan yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan, dan keyakinan yang telah mereka miliki. Produk atau layanan yang memenuhi harapan ini akan menghasilkan kepuasan bagi konsumen.
- Kinerja (Performance), Kinerja ini merujuk pada pengalaman konsumen dengan kinerja nyata dari produk atau layanan saat digunakan. Jika kinerja aktual dari produk atau layanan memuaskan, maka konsumen akan merasa puas.
- Perbandingan (Camparison), Melibatkan proses membandingkan harapan mengenai kinerja produk atau layanan sebelum membeli dengan persepsi tentang kinerja sebenarnya setelah digunakan. Konsumen akan merasakan kepuasan jika harapan mereka sebelum pembelian sesuai atau bahkan melebihi persepsi mereka tentang kinerja aktual produk.
- Pengalaman (Experience), Harapan konsumen dapat berefek pada pengalaman konsumen sebelumnya, saat menggunakan merek produk atau layanan yang berbeda.
- Konfirmasi (Comfirmation), Konfirmasi terjadi ketika harapan sesuai dengan kinerja produk, sedangkan diskonfirmasi, atau tidak terkonfirmasi, terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja produk sebenarnya. Dengan demikian, konsumen akan merasa puas saat menerima informasi tentang confirmation atau disconfirmation.
2.4.2 Â Â Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan
       Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Menurut Tjiptono (2020, hlm.212), beberapa faktor yang berdampak terhadap kepuasan pelanggan meliputi:
- Tangibles (bukti fisik), Mencakup elemen seperti fasilitas fisik, peralatan yang digunakan, serta representasi fisik dari produk atau layanan.
- Reliability (Keandalan), Kemampuan untuk menyediakan produk atau layanan sesuai dengan yang telah dijanjikan dan dapat diandalkan.
- Responsiveness (ketanggapan), Merujuk pada kemampuan untuk memberikan bantuan kepada pelanggan dengan cepat dan sigap dalam penyediaan produk atau layanan.
- Empathy (empati), Faktor ini menjadi syarat utama untuk menunjukkan kepedulian dan memberikan perhatian khusus kepada pelanggan.
2.4.3 Â Â Manfaat Kepuasan Pelanggan
       Manfaat kepuasan pelanggan bukan hanya tentang meningkatkan penjualan atau loyalitas, tetapi memiliki dampak yang lebih luas. Ini mencakup peningkatan efisiensi operasional, penguatan posisi kompetitif, dan bahkan kontribusi positif terhadap masyarakat dan industri secara keseluruhan. Oleh karena itu, fokus pada kepuasan pelanggan menjadi strategi kunci dalam membangun bisnis yang berkelanjutan dan sukses dalam jangka panjang. Berikut adalah penjelasan dan manfaat kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2014):
- Meningkatkan loyalitas pelanggan, Pelanggan yang puas cenderung tetap setia dalam waktu yang lebih lama, mereka lebih sering melakukan pembelian dan dalam jumlah yang lebih besar.
- Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan, Â Pelanggan yang puas lebih mungkin melakukan pembelian produk lain dari perusahaan, memberikan peluang cross-selling dan up-selling.
- Menekan biaya transaksi pelanggan, Pelanggan yang puas tidak perlu banyak waktu untuk memproses pembelian dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pelayanan.
- Mengurangi biaya kegagalan pemasaran, Dapat menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru sehingga mengurangi biaya untuk menangani keluhan.
2.4.4 Â Â Indikator Kepuasan Pelanggan
      Menurut Indrasari (dalam Syafitri, 2022) ada tiga indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
Tabel 2. 1
Indikator Kepuasan Pelanggan
No
Indikator
Deskripsi
1.
Kesesuaian harapan
Yang berarti kepuasan tidak diukur secara langsung tetapi disimpulkan berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara kinerja perusahaan yang sebenarnya dan harapan pelanggan.
2.
Minat berkunjung kembali
Indikator ini mengukur kepuasan pelanggan dengan menanyakan apakah mereka ingin membeli atau menggunakan kembali jasa perusahaan.
3.Â
Kesediaan merekomendasikan
Ini mengukur kepuasan pelanggan dengan menanyakan apakah mereka akan merekomendasikan produk atau jasa perusahaan kepada teman, keluarga, atau orang lain.
Sumber: Indrasari (dalam Syafitri, 2022)
2.5 Â Â Â Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 2
Penelitian Terdahulu
No.
Penulis
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Dian Triwardani (2020)
Promosi Digital Pada Kepuasan Pembelian Agensi Iklan Openline.
Hasil temuan tersebut konsisten dengan temuan Kee dan Yazdanifard (2015) bahwa pemasaran konten sebagian besar didorong oleh keputusan pembelian, dan juga konsisten dengan temuan bahwa Facebook didorong oleh keputusan pembelian. Hal ini konsisten dengan temuan Aprinta. (2016) menegaskan bahwa melalui kampanye iklan berbayar, merek dapat mengidentifikasi audiens target dan mengoptimalkan fitur untuk mencapai tujuan dapat meningkatkan kesadaran calon konsumen.
2.
Dina., et.al (2024)
Pengaruh Pemasaran Digital dan Online Customer Review Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Skincare di E-Commerce Shopee.
Artikel ini menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi nuansa bagaimana variabel-variabel ini berinteraksi dalam konteks yang berbeda dan dengan berbagai demografi konsumen, yang berpotensi mengarah ke strategi pemasaran yang lebih disesuaikan di masa depan. Penelitian ini menggaris bawahi pentingnya mengintegrasikan strategi pemasaran digital yang efektif dengan ulasan pelanggan online positif untuk meningkatkan keputusan pembelian di lingkungan e-commerce yang kompetitif, terutama untuk produk perawatan kulit pada platform seperti Shopee.
3.
Rahmawati., et.al (2023)
Strategis Promosi Digital Marketing Pada Distributor Keramik Di Yogyakarta
Tantangan yang diidentifikasi, penelitian ini menunjukkan bahwa CV. Berjaya mestinya melabur dalam latihan untuk stafnya untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pemasaran digital mereka. Hasil dari penelitian ini potensi strategi pemasaran digital untuk meningkatkan kinerja bisnis juga dapat mengenali hambatan yang perlu diatasi untuk hasil yang optimal.
4.
Cindy Kartika (2020)
Refrensi Kunsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Buket Makanan Di Toko Amak Flowers
Ditemukan bahwa konsumen di Toko Amak Flowers cenderung membeli produk sesuai kebutuhan mereka, mengikuti prinsip tidak membelanjakan berlebihan, yang mencerminkan perilaku konsumen yang bertanggung jawab. Berdasarkan temuan, disarankan agar bisnis di industri makanan ringan fokus pada pemahaman dan melayani preferensi konsumen. Pentingnya preferensi konsumen dalam membentuk keputusan pembelian dan menyarankan bahwa bisnis harus mengadopsi strategi yang selaras dengan preferensi ini sementara juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
5.Â
Riska Ayuningtyas (2018)
Pengaruh Electronic Word of Mouth (EWOM) Di Media Sosial Instagram Bujang Flower Shop Terhadap Minat Beli Konsumen.
Penelitian menunjukkan bahwa EWOM secara signifikan mempengaruhi minat pembelian konsumen. Variabel yang memperhatikan orang lain, membantu perusahaan, dan mengungkapkan perasaan positif, memberikan dampak positif yang besar pada keputusan pembelian. Nilai dampak totalnya mencapai 66,3% terhadap minat beli. Menarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan EWOM melalui keterlibatan media sosial, diversifikasi produk, dan promosi strategis, dapat secara signifikan meningkatkan.
6.
Auriel Putriani (2023)
Peran Media Sosial Sebagai Sarana Promosi dan Strategi Pengembangan Di Toko A Family Mart
Toko A Family Mart sebaiknya menjelajahi strategi pemasaran alternatif yang mungkin lebih efektif dalam menarik perhatian audiens target mereka. Ini dapat mencakup upaya pemasaran berbasis komunitas atau inisiatif pendidikan untuk meningkatkan literasi media sosial di antara pemilik toko lokal.
7.Â
Dani Daniel Silalahi
Pengaruh Sosial Media Marketing, E-Service Quality. Kepercayaan Konsumen, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah Buket Jogja.
Penelitian ini mengungkap hubungan yang erat antara persepsi harga, kualitas layanan elektronik, dan kepercayaan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Wawasan ini amat berharga bagi bisnis yang ingin meningkatkan usaha pemasaran mereka dan menaikkan keterlibatan pelanggan dalam pasaran rangkaian bunga yang bersaing. Studi ini menyoroti pentingnya kontribusi akademik dalam memahami perilaku konsumen di pasar tertentu.
       Sumber: Google Scholer (2024)
2.6 Â Â Â Kerangka Pemikiran
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI