Tapi setelah dua jam tak kembali, kami mulai panik.
Leni menangis.Â
Iqbal pegang senter sambil gemetar.Â
Dito tetap tenang... sampai dia lihat sesuatu di dalam api unggun :
Wajah Raka.
Terbakar, tapi matanya... masih berkedip.
Kami berlari ke dalam tenda.
Tapi satu per satu, kami mendengar nama kami dipanggil.
Suara yang sama.
Pelan.Â
Dekat.Â
Penuh nafsu haus.
Dito keluar malam kedua.Â
"Aku gak tahan. Aku denger ibu gue manggil..."
Dia tak pernah kembali.