Dan di situlah semuanya berubah.
Api unggun kami menyala kecil.Â
Raka mulai cerita-cerita horor receh.Â
Tapi Leni mendadak pucat.Â
"Siapa yang barusan jalan di belakang tenda?" katanya pelan.
Semua langsung diam.
Kami melihat ke belakang.
Kosong. Hanya bayangan pepohonan.
"Kau pasti salah liat," kata Dito.
Tapi malam itu... ada yang berubah.
Jam 01.13 dini hari.
Aku terbangun karena suara bisikan.
Bukan mimpi.Â
Bukan suara angin.
"Keluar... giliranmu..."
Suaranya berasal dari luar tenda.
Tapi juga... seperti dari dalam kepalaku.
Raka hilang pertama.Â
Kami pikir dia ke sungai.Â