Ndaru          :"Lo kok makanannya Masih utuh. Apa kang Mas ndak sarapan dulu tadi mak."
Emak           :"Sudahlah Le, makan saja. Barangkali ini bukan rejeki mereka."
Beberapa saat terdengar deru motor di halaman rumah.Â
Emak           :"Nah itu kang Masmu balik lagi. Mana mungkin ia lupa Masakan Emak. Pasti keingatan tempe bacem yang belum sempat termakan tadi." (Emak tersenyum cerah, ada rasa senang tiba-tiba menyeruap. Kejadian dua hari lalu tak menyurutkan cintanya kepada aNak-aNaknya yang mulai berusia matang itu. Ibu tetaplah ibu tak pernah ada rasa dendam dengan anak-anaknya.)
Ndaru bergegas menuju jendela dengan tongkat kayunya, dipandanginya dua Lelaki berseragam rapi. Terdengar suara Emak yang girang dari arah dapur.
Emak           :"Suruh Masuk kang Masmu Le. Ayo makan sama-sama."
Pintu rumah diketuk dua Lelaki dengan membawa map biru. Ndaru tertegun dipandanginya dua Lelaki berseragam dengan tulisan nama sebuah bank.
Lelaki 1 Â Â Â Â Â Â Â Â :"Selamat siang. Apakah benar ini rumah ibu Maryati dan putranya Ndaru Maya?"
Ndaru          :"Iya benar. Itu nama Emak dan Saya Ndaru."
Lelaki2 Â Â Â Â Â Â Â Â Â :"Perkenalkan kami dari pihak bank. Ada sesuatu yang harus kami bicarakan dengan ibu anda."
Ndaru          :"Silakan Masuk (Ndaru Masih tampak kebingungan)