Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tanah Tembuni

1 Oktober 2019   09:15 Diperbarui: 1 Oktober 2019   10:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ndaru                   :"Lo kok makanannya Masih utuh. Apa kang Mas ndak sarapan dulu tadi mak."

Emak                     :"Sudahlah Le, makan saja. Barangkali ini bukan rejeki mereka."

Beberapa saat terdengar deru motor di halaman rumah. 

Emak                     :"Nah itu kang Masmu balik lagi. Mana mungkin ia lupa Masakan Emak. Pasti keingatan tempe bacem yang belum sempat termakan tadi." (Emak tersenyum cerah, ada rasa senang tiba-tiba menyeruap. Kejadian dua hari lalu tak menyurutkan cintanya kepada aNak-aNaknya yang mulai berusia matang itu. Ibu tetaplah ibu tak pernah ada rasa dendam dengan anak-anaknya.)

Ndaru bergegas menuju jendela dengan tongkat kayunya, dipandanginya dua Lelaki berseragam rapi. Terdengar suara Emak yang girang dari arah dapur.

Emak                     :"Suruh Masuk kang Masmu Le. Ayo makan sama-sama."

Pintu rumah diketuk dua Lelaki dengan membawa map biru. Ndaru tertegun dipandanginya dua Lelaki berseragam dengan tulisan nama sebuah bank.

Lelaki 1                 :"Selamat siang. Apakah benar ini rumah ibu Maryati dan putranya Ndaru Maya?"

Ndaru                   :"Iya benar. Itu nama Emak dan Saya Ndaru."

Lelaki2                  :"Perkenalkan kami dari pihak bank. Ada sesuatu yang harus kami bicarakan dengan ibu anda."

Ndaru                   :"Silakan Masuk (Ndaru Masih tampak kebingungan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun