Bayu aji         :"Apa ndak sebaiknya tunggu dulu Mas. Bagaimanapun kita berempat harus ngumpul.  Bagaimana dengan Mega, apa sebaiknya dia kita kabari untuk membicarakan Masalah ini Mas."
Guntoro        :"Mega itu urusan kecil, dia wanita tentu dia manut saja toh bagiannya juga sedikit."
                Melirik kearah Ndaru yang memandang dari arah jendela dengan tatapan tajam. Dikepalnya tangannya yang kurus. Â
"Ndaru!, kamu mau bagian juga kan? tenang aja Le kamu juga dapat bagian. Bagianmu nanti untuk mengurus Emak. Kita semuakan sudah berkeluarga jadi tak cukup waktu untuk memperhatikan Emak. "
Ndaru          :"Kalian sedang membicarakan apa to Mas. Nyebut mas, istigfar. Yang kalian bicarakan itu ngawur. Ibu dan harta warisan itu sama-sama tabu jika kalian curangi. Apa sampean berdua tidak takut kuwalat, Mas? Bagi Ndaru Emak sehat dan masih ada ditengah-tengah kita sudah bersyukur. " (Ndaru dengan tongkat penyangga badannya bergegas pergi menyusul Emak di kebun)
Babak 2
Di balai-balai ruang tengah terlihat Emak sedang duduk bersandar. kakinya yang renta bertapih jarik lurik  diikat dengan stagen tenun solo. Diraciknya sirih dengan pinang muda, gambir dan enjet. Sesekali terdengar sayupsayup Emak nembang.
                Le toLe cah bagus ojo gerah marang urip iki
                YOK PODO WASPODO TITI tentrem noto ati
                Menungso iku urip mung sak dermo
                Mampir ngumbe iling marang seng kuoso