Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Dolar Ditarik dan Dana Digelontorkan; Apakah Ekonomi Rakyat Ikut Bergerak?

22 September 2025   07:53 Diperbarui: 22 September 2025   07:53 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah Ekonomi Rakyat ikut bergerak? Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Dana Rp200 Triliun Ditempatkan di Bank Himbara

Tak lama sebelumnya, pemerintah juga menggelontorkan dana Rp200 triliun dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) ke lima bank Himbara. Tujuannya: memperkuat likuiditas dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.

Namun, data menunjukkan:

  • Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) melonjak di atas 20%  
  • Pertumbuhan kredit hanya 7%, sementara dana yang belum disalurkan naik 9,5%  
  • Artinya, likuiditas tinggi belum tentu berarti kredit mengalir ke pelaku usaha

Tiga Pertanyaan yang Tak Boleh Diabaikan

Di tengah euforia pasar dan gelontoran kebijakan fiskal, ada tiga pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan bersama.

Pertama, apakah insentif devisa yang sedang disiapkan pemerintah benar-benar akan mendorong masuknya dolar ke dalam negeri? Secara teori, potensi itu ada, terutama jika insentifnya cukup menarik dan berbasis pasar. 

Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada tingkat kepercayaan pelaku ekonomi terhadap stabilitas kebijakan dan transparansi eksekusinya. Tanpa itu, insentif hanya akan menjadi retorika stabilisasi yang tak berakar.

Kedua, kita perlu bertanya: apakah devisa yang masuk dan dana Rp200 triliun yang ditempatkan di bank-bank Himbara akan benar-benar mendukung sektor produktif? 

Tanpa mekanisme penyaluran yang jelas dan keberpihakan yang tegas, dana besar ini berisiko hanya memperkuat neraca institusi keuangan besar, bukan mengalir ke warung, ladang, atau bengkel rakyat. Grafik bisa naik, tapi denyut ekonomi tetap datar.

Dan ketiga, apakah pelaku usaha kecil akan merasakan dampaknya? Mungkin saja, jika stabilitas nilai tukar berhasil menekan harga bahan baku impor dan jika likuiditas perbankan benar-benar diterjemahkan ke dalam akses pembiayaan yang lebih murah dan inklusif. 

Tapi itu hanya bisa terjadi jika ada kebijakan turunan yang menghubungkan stabilitas makro dengan inklusi mikro. Tanpa jembatan itu, pelaku usaha kecil tetap berada di pinggir layar ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun