Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Auman Terakhir dari Rimbang Baling; Harapan untuk Harimau Sumatera

5 September 2025   14:15 Diperbarui: 5 September 2025   14:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan kami menuju Rimbang Baling, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Berapa jumlah harimau Sumatera yang tersisa? Jawabannya menyayat hati. Rentang populasi nasional diperkirakan antara 173 hingga 883 individu. 

Di Taman Nasional Kerinci Seblat, populasi diperkirakan 115-130 ekor. Namun ancaman tetap membayangi: perburuan, pembukaan lahan, dan konflik manusia-satwa.

Harimau Sumatera membutuhkan wilayah jelajah hingga 100 km. Ketika hutan berubah menjadi kebun sawit, ruang hidup mereka menyusut. 

Konflik pun tak terelakkan. Di Mukomuko, Bengkulu, 70% dari 78.315 hektare hutan produksi telah rusak. Harimau yang lapar dan kehilangan mangsa utama seperti babi hutan, terpaksa mendekati pemukiman.

Konservasi Harimau Sumatera di Rimbang Baling,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal,  photo direstorasi oleh Copilot.Microsoft.AI 
Konservasi Harimau Sumatera di Rimbang Baling,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal,  photo direstorasi oleh Copilot.Microsoft.AI 

Di Rimbang Baling, ancaman itu nyata. Meski statusnya sebagai kawasan konservasi telah ditetapkan, pembalakan liar dan perambahan masih terjadi. 

WWF mencatat bahwa wilayah ini merupakan salah satu koridor penting bagi harimau Sumatera, namun juga salah satu yang paling rentan.

Harimau dan Kita: Cermin Ekologis Bangsa

Harimau bukan sekadar satwa. Ia adalah simbol kekuatan, keseimbangan, dan kebijaksanaan dalam banyak budaya Nusantara. Kehilangannya bukan hanya tragedi ekologi, tapi juga kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang hidup dari dan bersama alam.

Saya percaya, jika harimau hilang dari hutan ini, kita akan kehilangan bagian dari jiwa Nusantara. 

Kita akan kehilangan cermin yang selama ini mengingatkan kita tentang batas, tentang keseimbangan, dan tentang tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun