Berapa jumlah harimau Sumatera yang tersisa? Jawabannya menyayat hati. Rentang populasi nasional diperkirakan antara 173 hingga 883 individu.Â
Di Taman Nasional Kerinci Seblat, populasi diperkirakan 115-130 ekor. Namun ancaman tetap membayangi: perburuan, pembukaan lahan, dan konflik manusia-satwa.
Harimau Sumatera membutuhkan wilayah jelajah hingga 100 km. Ketika hutan berubah menjadi kebun sawit, ruang hidup mereka menyusut.Â
Konflik pun tak terelakkan. Di Mukomuko, Bengkulu, 70% dari 78.315 hektare hutan produksi telah rusak. Harimau yang lapar dan kehilangan mangsa utama seperti babi hutan, terpaksa mendekati pemukiman.
Di Rimbang Baling, ancaman itu nyata. Meski statusnya sebagai kawasan konservasi telah ditetapkan, pembalakan liar dan perambahan masih terjadi.Â
WWF mencatat bahwa wilayah ini merupakan salah satu koridor penting bagi harimau Sumatera, namun juga salah satu yang paling rentan.
Harimau dan Kita: Cermin Ekologis Bangsa
Harimau bukan sekadar satwa. Ia adalah simbol kekuatan, keseimbangan, dan kebijaksanaan dalam banyak budaya Nusantara. Kehilangannya bukan hanya tragedi ekologi, tapi juga kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang hidup dari dan bersama alam.
Saya percaya, jika harimau hilang dari hutan ini, kita akan kehilangan bagian dari jiwa Nusantara.Â
Kita akan kehilangan cermin yang selama ini mengingatkan kita tentang batas, tentang keseimbangan, dan tentang tanggung jawab.