Saat saya kuliah mengambil jurusan teknik. Hingga menyelesaikan ratusan kredit baik mata kuliah utama maupun mata kuliah umum dan menyelesaikan tugas akhir. Tak satu pun yang mengajarkan public speaking.
Saya justru mendapatkan dari organisasi kemahasiswaan yang saya ikuti. Dalam program Leadership yang saya ikuti, saya menemukan diantaranya public speaking.
Program ini mengajarkan cara-cara berkomunikasi yang baik, santun dan mudah dimengerti dan dipahami  orang lain. Kami diajarkan cara-cara berbicara di depan umum atau orang banyak. Berbicara dengan fasih, tertata dan tidak berantakan. Kami juga diajarkan teknik dalam mencairkan suasana yang masih kaku, karena belum saling kenal, istilahnya "ice breaking". Disini ada teknik agar pembicara mudah diterima oleh pendengar dalam suasana yang sudah cair.
Bila saat ini ditengarai, seagian besar pejabat tidak memiliki keterampilan public speaking, meski gelar mereka berderet seperti M.Hum, M.SosPol, dan lain-lain. Tentu saja karena tak ada kurikulum public speaking dalam pendidikan S1 dan S2 mereka.
Apalagi pejabat yang terpilih karena jasanya sebagai "vote getter", mungkin saja latar belakang pendidikannya hanya SMA/ SMK. Dan pasti mereka belum pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan.
Pejabat atau tokoh politik yang merupakan aktivis kampus, hampir dipastikan sudah memiliki keterampilan public speaking karena mereka rata-rata jebolan organisasi kemahasiswaan. Seperti HMI, PMKRI, GMNI, GMKI, dan lainnya.
Nah, sekarang pejabat-pejabat ini sudah terlanjur dilantik, karena terpilih saat Pemilu Legislatif atau Pilkada. Tentu mereka tidak bisa dipecat gara-gara belum memiliki keterampilan public speaking.
Ada solusi untuk memperbaiki kondisi ini, dengan cara cepat dan jangka panjang.
Cara cepat
* Adakan pelatihan singkat, pelatihan ini wajib diikuti bagi pejabat yang belum memiliki keterampilan public speaking. Tentunya di luar jam rapat.
* Swa latihan berbicara, bila benar-benar tidak ada waktu, dapat belajar berbicara sendiri di depan cermin, di rekam, di depan keluarga atau teman. Tentunya teorinya dapat dibaca dari buku-buku public speaking yang banyak dijual di toko buku atau melihat di kanal YouTube.
* Belajar teknik berbicara, berbicara di depan umum harus jelas, menggunakan bahasa tubuh yang positif, melakukan kontak mata dengan audiens dapat membantu para pejabat melakukan public speaking dengan tepat.
Cara jangka panjang
* Mengikuti pelatihan intensif, banyak lembaga pendidikan nir gelar yang menyediakan pelatihan public speaking, misal: John Robert Power.
* Mengembangkan kemampuan berbicara, dapat dilakukan dengan banyak membaca buku, video, maupun melihat konten public speaking di kanal YouTube.
* Bantuan teknologi, minta bantuan staf merekam baik video maupun audio. Lalu evaluasi apakah cara berbicara, intonasi maupun bahasa tubuh sudah tepat.
* Minta umpan balik, sering-sering membagikan hasil rekaman kepada pakar public speaking dan minta tanggapan dan kritik saran positif.