Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Auman Terakhir dari Rimbang Baling; Harapan untuk Harimau Sumatera

5 September 2025   14:15 Diperbarui: 5 September 2025   14:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan kami menuju Rimbang Baling, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Setelah tiba di Desa Tanjung Belit, pintu masuk utama ke kawasan konservasi, perjalanan dilanjutkan dengan perahu menyusuri Sungai Subayang. 

Di sinilah lanskap berubah: dari pemukiman ke rimba, dari suara kendaraan ke suara alam. Sungai menjadi satu-satunya akses menuju Camp WWF, yang terletak di tengah hutan lindung Bukit Rimbang Baling.

Di sepanjang perjalanan, saya menyaksikan bukit-bukit hijau yang menyimpan jejak satwa langka: beruang madu, tapir, rangkong gading, dan tentu saja harimau Sumatera. Di sinilah mereka bertahan, di antara ancaman dan harapan.

Bertemu Para Penjaga Sunyi

Camp WWF bukan tempat glamor. Ia adalah pos konservasi yang berdiri di tengah hutan, dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan suara alam yang tak pernah berhenti. 

Perahu merapat ke lokasi Rimbang Baling,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Perahu merapat ke lokasi Rimbang Baling,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Di sana, saya bertemu para ranger dan anggota Tiger Protection Unit. Mereka yang menjaga hutan bukan dengan senjata, tapi dengan komitmen dan cinta.

Saya menyaksikan bagaimana mereka memasang camera trap, memantau jejak harimau, dan mencatat setiap perlintasan satwa. Dalam momen langka, seekor harimau tertangkap kamera. Aumannya tak terdengar, tapi kehadirannya terasa. Ia masih ada. Ia masih bertahan.

WWF Indonesia bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau tak hanya menjaga, mereka juga memulihkan. 

Di Desa Petai, saya ikut dalam kegiatan penanaman pohon-pohon endemik sebagai bagian dari restorasi habitat. Ini bukan sekadar aksi simbolik, melainkan penanaman masa depan.

Populasi yang Tak Pernah Pasti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun