Masalah yang harus dipantau akan berubah, tetapi pentingnya pemantauan dan peringatan dini tetap penting. Dalam krisis Covid-19, insan perusahaan tetap bekerja dari rumah di banyak negara. Untuk itu, departemen TI harus tetap waspada luar biasa dalam memantau serangan siber. Selanjutnya, ketika tiba saatnya bagi semua insan perusahaan untuk kembali ke kantor, proses pengujian dan pemantauan harus dilakukan. Ketika infeksi terdeteksi, karantina dan pengobatan dapat dengan cepat mengikuti. Pengalaman Korea dan Cina dengan baik menggambarkan pentingnya pemantauan tingkat negara dan respon cepat dalam pemulihan kesehatan masyarakat dan ekonomi.
Baik beroperasi dalam mode krisis atau dalam mode pemulihan, para pemimpin masih perlu memprioritaskan tindakan. Organisasi yang tangguh harus dapat mulai mencari peluang begitu krisis terburuk telah berlalu. Penelitian McKinsey menunjukkan, misalnya, bahwa perusahaan yang lebih tangguh beralih ke M&A dengan cepat setelah krisis keuangan 2008--2009, menggunakan uang tunai yang dihemat selama krisis untuk membeli aset baru.
Ketidakpastian yang ekstrem, didefinisikan dalam hal kebaruan, besarnya, durasi, dan laju perubahan yang cepat, menghasilkan lingkungan operasi yang sulit bagi manajer dan organisasi. Keadaan yang berubah secara radikal membutuhkan bentuk kepemimpinan baru, cara kerja baru, dan model operasi baru. Manajer yang teruji krisis akan mengembangkan toleransi terhadap ambiguitas, irama operasi yang dipercepat, dan budaya penyempurnaan, peninjauan, dan revisi yang konstan. Struktur dan proses manajemen juga perlu disesuaikan, saat krisis berlangsung, untuk memastikan organisasi berkelanjutan dan dapat memanfaatkan peluang baru.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah