Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rina Miss Bawel

21 Februari 2019   10:43 Diperbarui: 21 Februari 2019   19:38 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : /emulatoria

"Berarti Tuhan Hindu membeda-bedakan umat-Nya dong?" Tanya Rina dengan nada serius. "Ini cewek kok kritis banget" lirihku dalam hati.

"Itu sama sekali tidak benar, ajaran Hindu justeru memberikan banyak jalan untuk sampai kepada-Nya, menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang. Beliau bisa dicapai dengan banyak cara yang berbeda-beda, seperti pepatah, banyak jalan menuju Rhoma. Dalam kitab suci Bhagavad Gita disebutkan; Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya. Juga disebutkan; Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, aku menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu. Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal.. Intinya begitu."

"Belum begitu paham, bli. Apalagi bli mengutip ayat-ayat kitab suci. Mendingan bli jelaskan aja!"

"Sederhananya, mendekatkan diri dengan Tuhan dapat ditempuh dengan berbagai cara: bisa dengan selalu berbuat baik atau menjalankan kewajiban sebaik-baiknya, disebut karma marga. Dengan jalan jnana marga yaitu mempelajari pengetahuan suci dan mengajarkannya kemudian. Dapat pula dengan cara Yoga marga, dimana kita mendekatkan diri dengan Tuhan melalui cara pengendalian diri; tapa-yoga-semadi, puasa termasuk didalamnya. Dan yang terakhir dengan Bhakti marga, dimana seseorang berbhakti kepada-Nya dengan mengulang-ulang nama suci Tuhan, baik dengan berjapa atau zikir maupun dengan bernyanyi, seperti orang Kristen. Itulah yang disebut Catur Marga dalam ajaran Hindu, sebagaimana termaktub dalam Bhagavad Gita."

"Menarik, bli. Kok sepintas aku memahami bahwa ajaran Hindu selalu ada kesamaan dengan ajaran agama lain?"

"Bukannya gimana, tata cara agama lain sudah ada dalam ajaran Hindu. Dengan kata lain, apa yang terdapat dalam ajaran Hindu, terdapat pula dalam ajaran lain, tetapi apa yang tidak ada dalam ajaran Hindu, tidak akan ada dalam ajaran lain. Hahaha."

"Ah, Bli lebay nih! Sok tahu semua ajaran agama."

"Gak je sok tahu, tapi memang ada sloka dalam lontar Sarasamuccaya yang berbunyi begitu."

"Masak sih? Bunyi ayatnya gimana?"

"Tunggu ya!" Pintaku, lalu aku mencari kitab Sarasamuccaya di rak buku, "Ini udah bli temukan isinya, bunyinya sebagai berikut; Anaknda Janamejaya, segala ajaran tentang catur warga baikpun sumber, maupun uraian arti atau tafsirnya, ada terdapat disini; singkatnya, segala yang terdapat di sini akan terdapat dalam sastra lain; yang tidak terdapat di sini tidak akan terdapat dalam sastra lain dari sastra ini."

"Wuah membingungkan kalimatnya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun