Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisnis Kue Tradisional Rina

23 April 2024   02:13 Diperbarui: 23 April 2024   02:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai kue tradisional.  (iStock/MielPhotos2008)

Di sudut kota Surabaya yang ramai, warung kopi kecil milik Pak Darman selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan tetap dan para pendatang baru. Pagi itu, udara segar dan aroma kopi yang baru diseduh menarik perhatian lebih banyak orang dari biasanya. Di salah satu meja, Rina dan Bayu, dua sahabat lama, sedang terlibat dalam perbincangan yang riang.

Rina, dengan candaan khasnya, melempar lelucon tentang kopi pagi mereka, "Bayu, kamu ini kalau nggak ada kopi kayaknya bisa salah masuk kantor deh!"

Bayu, yang sedang menyesap kopinya, tertawa. "Iya, nih. Kopi di sini kayak bensin buat aku. Kalau nggak minum, mesinnya nggak mau nyala!"

Percakapan mereka berlanjut, tetapi topiknya berubah menjadi lebih serius ketika Rina mulai berbicara tentang rencananya untuk membuka usaha sendiri. "Yu!, aku lagi mikir nih, pengin buka usaha kecil-kecilan. Kira-kira enaknya jualan apa ya yang cocok?"

Bayu menatap Rina dengan ekspresi serius, menaruh cangkirnya. "Rina, kamu kan suka banget sama baking. Kenapa nggak coba buka toko kue? Aku yakin bakal laku keras, apalagi kalau kue-kue tradisional yang unik."

Rina mengangguk pelan, tampak mempertimbangkan usul Bayu. "Hmm, kue tradisional ya? Kayak lemper atau risoles gitu?"

"Tepat sekali! Kamu bisa coba variasi rasa yang unik, atau mungkin kue-kue yang jarang ditemui. Jangan lupa, branding yang menarik juga penting lho," saran Bayu sembari tersenyum.

Pak Darman, yang sedang lewat dengan nampan penuh gelas kopi, menimpali, "Betul itu, Rina. Di sini, yang unik-unik selalu dicari orang. Kamu bisa mulai dari yang kecil, lalu kembangkan pelan-pelan."

Rina tersenyum, terinspirasi oleh ide dan dukungan dari temannya dan Pak Darman. "Makasih, ya, Yu. Dan makasih juga Pak Darman. Kayaknya aku harus mulai riset deh!"

Keduanya tertawa lagi, menikmati sisa pagi mereka dengan secangkir kopi yang masih menghangatkan tangan dan hati mereka. Rina merasa semangatnya mulai berkobar, siap untuk menjelajah peluang baru yang mungkin akan membawanya pada petualangan bisnis yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun