"Ndaklah, Bang. Aku di sini ikut pamanku dan bibiku. Tidak enak kalau sering keluar, jadi kesempatan jalan-jalan seperti ini langka."
Beberapa kali mereka berpapasan dengan teman-teman Athalia.
"Hey, diam-diam kamu sudah punya pacar ya," teriak mereka saat melihat Sangen dan Athalia berjalan bergandengan.
"Katanya tidak mau punya pacar," teriak teman lainnya saat berpapasan.
"Kamu pembohong Lia, rupanya diam-diam sudah punya cowok," teriak mereka tanpa peduli Sangen yang sepertinya malu di gosipin seperti itu..
Sangen jadi garuk-garuk kepala lagi, antara senang dan khawatir di gosipkan dengan bidadari surga seperti ini.
"Jangan dengarkan mereka, Bang. Mereka hanya iri melihat aku jalan bersama cowok ganteng," bisik Athalia tanpa beban.
"Ganteng?" pikir Sangen dalam hatinya.
Laki-laki seperti dia dengan penampilan biasa seperti ini dianggap ganteng? Ini pasti mata mereka yang tidak normal, pikir Sangen dalam hatinya. Tapi mungkin definisi ganteng itu subjektif, pikirnya lagi.
"Eh, tapi apakah ganteng dan kere bisa disandingkan? Entahlah, mata setiap orang berbeda," gumam Sangen dalam hatinya.
Mungkin saja dia memang ganteng, meskipun sejak putus dengan pacarnya dia belum pernah berhasil mendapatkan pacar lagi.