Mohon tunggu...
Melisa Damayanti
Melisa Damayanti Mohon Tunggu... Guru - Mental Health Enthusiast

Good Heart Inside, aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rangkul atau Bunuh Aku Sekalian

21 April 2016   09:48 Diperbarui: 21 April 2016   10:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terpana menatap layar kaca
Banyak duri tajam serta liku di dalamnya
Aku tak pernah sadar aku sudah masuk di dalamnya
Yang aku tahu hanyalah kini aku sudah terluka

Satu-satu rambutku mulai rontok
Tak ada orang peduli bahkan ia yang berada tepat di sisi kananku
Mati rasanya hati melihat dunia
Terkaman penyesalan keras menembus relung dada

Saat jatuh ada saja sendi-sendi yang patah
Tepat jua persendian hatiku yang harusnya bisa mudah untuk membuka dan menutup pintu lapang dada
Mereka hanya tahu aku bahagia
Rangkul? Atau bunuh aku saja sekalian

Biar kalian juga hanya tahu aku berakhir dalam keadaan bahagia
Atau tak jarang sikat habis juga nama-nama baikku
Sekaligus luka kalau bisa
Biar aku juga tinggal dengan kenangan tak pernah terluka

Jarah semua duniaku
Rangkul? atau bunuh aku sekalian
Tak jarang mereka menertawakan kejatuhanku
Buat pengakuan dalam gurauan
Rangkul? atau bunuh aku sekalian

Aku menceritakan gamblang setiap titik dalam diri
tetap saja masih iri
padahal sudah jelas banyak sakit hati
dikira aku bahagia sepanjang hari

rangkul? atau bunuh aku sekalian
matikan aku dalam keadaan penuh tanda tanya
sebenarnya siapa yang layak habis?
aku atau takdir?

Rangkul aku, 21 April 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun