Mohon tunggu...
meisyadeviana
meisyadeviana Mohon Tunggu... kuliah

صل على النبي محمد ❤ pecinta sholawat arabic dong semua berat jika sempurna ✨

Selanjutnya

Tutup

Horor

psikologi gelap di balik genre horror

22 Juli 2025   18:45 Diperbarui: 22 Juli 2025   18:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Otak Kita Menyukai Ketakutan? Psikologi Gelap di Balik Genre Horor

Pendahuluan

Mengapa kita, sebagai manusia rasional, justru membayar untuk merasa takut? Bioskop penuh saat film horor tayang. Video jumpscare viral di media sosial. Bahkan game horor laris dimainkan jutaan orang. Apa yang sebenarnya terjadi di otak kita ketika menghadapi ketakutan buatan?

Ketakutan = Hiburan? Paradox Emosi Negatif

Ketakutan biasanya dianggap emosi negatif yang harus dihindari. Namun, dalam konteks horor, ketakutan justru menjadi sumber kesenangan. Inilah yang disebut oleh psikolog sebagai "benign masochism" --- kesenangan dari rasa tidak nyaman yang kita tahu aman.

Kita merasakan ancaman, tapi mengetahui itu tidak nyata --- perpaduan ini memicu adrenalin tanpa risiko, layaknya naik roller coaster.

Otak Saat Menonton Horor: Apa yang Terjadi?

Amygdala menyala: Pusat rasa takut merespons ancaman.

Hipokampus memverifikasi: "Apakah ini nyata?" Tidak.

Prefrontal Cortex menenangkan: Menyadari situasi terkendali.

Hasilnya: Tubuh dalam mode "siaga", tapi otak tetap "tenang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun