Ketika pagi menuliskan kisahnya,
masih ada bayangan mimpi di benaknya,
jejak-jejak nyenyak malam di matanya.
Bersegera, doa syukur meluncur dari mulutnya.
Dikisahkannya tentang doa syukur itu.
Tentang tarikan nafas penanda hidup,
setelah di malam yang baru lalu,
tak ada yang memastikan adanya hidup.
Ketika pagi menuliskan kisahnya,
Ditulisnya kata-kata harapan,
sambil menanti mentari bangun dari tidurnya,
lalu memancarkan cahaya harapan.
Dirangkainya kata-kata harapan,
sambil menyeruput secangkir kopi pahit.
Terangkailah kalimat harapan:
"Semoga hidup tak sepahit kopi pahit."
Ketika pagi menuliskan kisahnya,
Dirangkainya kata dari aksara dan angka,
hanya tanda koma tanpa tanda titik,
karena sang pagi sedang mengetik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI