Mohon tunggu...
Lilin
Lilin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Perempuan penyuka sepi ini mulai senang membaca dan menulis semenjak pertama kali mengenal A,I,u,e,o

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tertinggal di Jam Dinding Tua

8 April 2022   21:00 Diperbarui: 8 April 2022   21:02 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Awal-awal banyak yang membicarakan mereka. Namun pada akhirnya kami menyadari bahwasanya hal itu adalah sesuatu yang lumrah."

"Memang susah menanggung beban perasaan seperti yang ditanggung gadis itu," lanjut Nenek.

Suara jangkrik mulai terdengar, desir angin mengiringi ingatan nenek ke masa silam. Kami bertiga tenggelam ke dalam pikiran masing-masing. Hingga tak menyadari waktu terus berjalan mendekati malam.

"Perempuan dalam foto itu," desahku lirih.

Tiba-tiba angin berembus kencang, menerbangkan daun-daun kering di pelataran rumah Ais. Hujan turun dengan derasnya, aroma petrichor menyeruak sampai ke hidung dan membuat bulu kuduk sedikit berdiri.

"Aku tutup jendelanya, Nek," seru Ais.


"Kok tiba-tiba deras sih, padahal sesorean tidak ada tanda-tanda akan turun hujan."

"Kamu pulang ntar kalau sudah sedikit reda aja, Nak Pasha," kata Nenek.

"Iya, Nek."

****

Suara petikan gitar terdengar kembali. Kulihat mereka sedang memainkannya, tetapi kali ini si pemuda hanya diam duduk tertunduk di sebelah si gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun