Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Jiwa Maretta

1 Juli 2022   10:07 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:47 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun sebelumnya, Februari 2020 

Lukisan potret diri  menyerupai Maretta dijual di pameran lukisan antik. Meski mahal, mereka membeli lukisan itu. Lukisan yang pernah mereka berdua lihat di perjalanan malam mereka menuju masa silam.

 Di pasar buku  kawasan Jalan Palasari Kota Bandung mereka  berdua sempat berburu sebuah buku. Buku tentang penampakan hantu, ditulis sang indigo telah lama  terbit. Mereka membelinya di pasar loak buku tua. Ada sketsa wajah hantu Kandita.  Penulisnya membuat berbagai sketsa penampakan mahluk halus yang ia jumpai, semua buruk rupa menyeramkan. Kecuali satu, sosok hantu bernama Kandita, yang menurutnya datang untuk minta dibuatkan sketsa wajahnya. Satu-satunya  hantu cantik  dalam buku tersebut. 

Di sebuah kota kecil, mereka menemukan toko antik  menjual patung Dewi Kandi. Wajah Maretta. Dewi Kandi , entah semacam mitos atau legenda, yang menurut warga kota  kecil itu  pernah menampakkan diri di sekitar mata air , dan gua dekat danau. Pembuat patung adalah sesepuh desa yang pernah menyaksikannya.  

Lukisan  itu  akhirnya terpajang di rumahnya. Ayahnya sempat heran, lagi-lagi mereka berdua mengatakan, itu lukisan baru yang dipajang dalam pigura tua, dan ditulis tahun 50 an, suaya terkesan antik. Ayahnya juga tak pernah engeh kalau patung  wanita berkebaya dengan kerudung menjuntai itu menyerupai Maretta. Apalagi buku dari pasar loak itu, mereka menyembunyikan dengan rapih. 

Kepada semua orang   Maretta selalu mengatakan , itu lukisan nenek buyutnya. Padahal hanya ia dan ibundanya yang tahu, seseorang  melukis wajahnya. sebagai tanda sayang. Seseorang dari masa silam. Dan mereka takkan pernah menceritakan kepada siapapun, karena tak ingin di anggap sakit jiwa. Rahasia itu tetap tersimpan rapih dalam benak mereka. 

Lagu tentang penampakan jelmaan wanita misteri, telah tercipta. Maretta memperdengarkanya kepada ibunya. Dan sosok yang ibunda Maretta  pernah saksikan di perjalanan malam  yang aneh itu memang sosok yang ada di dunia nyata. Hanya saja sekarang sudah belasan tahun lebih tua dari usia Maretta. Ayahnya seorang pelukis  kenamaan, dan lukisan itu memang karya ayahnya. 

"Aku tidak gila kan bu," Maretta membenamkan wajahnya dalam dekapan ibunya. Dengan berurai airmata , wanita itu membenamkan wajah putrinya ke dalam pelukannya. Rasa sesal  luar biasa, karena memaksa putrinya menenggak obat-obatan kimia itu. 

"Maaf ya Nak.....  itu fenomena aneh, yang tak masuk akal. Tapi kau buktikan semuanya kepada ibu, perjuanganmu itu. Membingungkan, sangat membingungkan. Bukti-bukti lukisan itu, lirik lagu yang tercipta sesuai yang ia janjikan. Patung dari pembuat ara yang kita datangi, sampai sketsa  wajahmu dalam pria indigo yang kita datangi saat itu . Kita berburu  buku itu  di toko buku  terkini, herannya tak ada. Malah ketemunya di pasar loak , dan itu wajahmu.... Ayo simpan rahasia ini Nak, jangan sammpai kau harus menenggak lagi obat-obatan itu.....,"ibunya mendekap putrinya erat-erat. 

"Aku tak pernah memahami, apa yang tengah aku lakukan.... Kadang ada yang menganggap aku  mahluk halus, hantu Kandita..... Padahal bukan. Aku  ini kan manusia bu, bukan mahluk halus,  aku ini kan Maretta  anak ibu..... "

Dua tahun sebelumnya, Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun