Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tentang Kopi

3 Oktober 2015   03:43 Diperbarui: 3 Oktober 2015   04:12 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kopi bubuk arabica produk Opal Coffee. (Ganendra)"][/caption]

PADA jaman dahulu kala, pada abad ke 8 M, tersebutlah seorang penggembala kambing bernama Kaldi. Dia memiliki banyak kambing peliharaan. Suatu ketika salah satu kambing miliknya, mengkonsumsi cherry dari pohon kopi. Setelahnya, kambing itu menjadi sangat aktif. Penasaran, Kaldi lalu mencoba makan cherry kopi itu, dan efeknya Kaldi merasa segar dan bersemangat setelah mengkonsumsinya.

Jadi kayak dongeng yaa hehee. Beneran, kisah diatas itu diceritakan oleh Michael Wongso, seorang penikmat kopi yang menjabat sebagai GM Opal Coffee di hadapan kompasianer dari komunitas kuliner, KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) dan tamu lainnya, pada Minggu 27 September 2015 di Discovery Hotel Ancol, Jakarta Utara.

Kopi itu nikmat. Kopi itu sesuatu. Kopi itu… beraroma. Aroma yang semerbaknya tercium menggoda hidungku saat menapakkan kaki di Lobby Discovery Hotel Ancol saat jarum jam belum menunjuk angka 10.00 wib. Sayup-sayup terdengar perbincangan di sebelah dalam di area lobby. Ada kesibukan kecil, meracik kopi. Tepatnya sedang persiapan acara. yaa, karena hari itu dalam rangka memperingati Hari Kopi Sedunia, Discovery Ancol bersama Opal Coffee menggelar National Coffe Day. Tak lama acara dimulai. Sebagai narasumber Michael Wongso dari Opal Coffee. Ia berlanjut kisah. Kisah tentang kopi. Beruntungnya aku jadi nambah wawasan tentang kopi, Tak hanya bisa sruputttt menikmati heheee.

Dari kisah Kaldi yang bermula dikenalnya kopi sebagai minuman penambah semangat itu lalu berkembang pengolahan kopi menjadi kopi yang beragam cita rasa. Proses menyangrai kopi juga baru dikenal pada abad 10 M di Arab. Baru pada abad 16 oleh para pedagang dari India, biji kopi yang layak tanam, diselundupkan keluar dari Arab. Selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke tanah air. Yaaa kopi ditanam di tanah bumi pertiwi ini sejak abad 16 M, masih jaman penjajahan Belanda yak.

Lalu berapa produksi yang mampu dihasilkan?

Menurut Michael, Indonesia mampu memproduksi sekitar 500 ribu Metric ton kopi setiap tahunnya. Hal ini membuat Indonesia dikenal sebagai Negara eksportir kopi no 4 terbesar di dunia. Keren khan. Hasil kopi itu, diproduksi di seluruh nusantara. Dari Aceh dengan kopi Gayonya hingga ke Papua. Dan yang lebih bangga lagi, kopi hasil tanam di tanah nusantara ini mampu memposisikan harga di dunia kopi internasional diatas rata-rata harga kopi negara lain. Waaahhh!!

Lalu bagaimana proses pengolahan kopi ?

Melalui beragam proses. Setelah dipanen, dilakukan pembersihan dan pengupasan cherry. Kemudian dilakukan fermentasi. PAda proses ini akan mempengaruhi rasa kopi dari biji yang dihasilkan. Lanjut dengan pengeringan. proses pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kadar air dari gabah kopi. Kadar air yang lazim dipakai adalah dibawah 13%. Lalu dilakukan pengupasan kulit arid an tanduk kopi. Hal ini dilakukan karena kedua unsure itu tidak member ‘sumbangsih’ pada rasa kopi. baru kemudian dipilih. Dilakukan juga Quality Control, dimana setiap batch kopi yang akan dikirim akan dites secara olflactory yang dikenal dengan istilah ‘cupping’. Kopi yang lolos proses ini, itulah kopi yang akan diekspor.

Nah sebelum kopi siap dinikmati, ada prosesnya juga. Melalui proses sangria yang terbagi menjadi 3 kategori. Pertama Light Roast, karakter yang dihasilkan kopi punya tingkat asam yang tinggi. Kedua Mediun roast, yang berkarakter kopi lebih manis daripada light riast. Ketiga adalah Dark Roast, aroma kopi strong, hampir seluruh rasa asam akan hilang. Proses sangrai ini tergantung selera.

Untuk mempersiapkan kopi sebelum dikonsumsi, kopi merupakan minuman yang dihasilkan dengan cara diseduh. Ada yang disaring ada yang tidak. Proses seduh dapat mempergunakan mesin, bisa menggunakan mesin kopi saja, ataupun mesin kopi ekspreso. Nah tau khan mesin ini? Mesin kopi ekspreso biasanya dipakai di café-café.

Sooo, setelah tau prosesnya, lalu apa sih keuntungan minum kopi?

Menurut Michael, kopi bukan hanya nikmat namun mempunyai beberapa aspek yang baik bagi tubuh. Tentu saja dengan catatan mengkonsumsi secara tidak berlebihan dan mengikuti ketentuan.

  • Kopi dapat mengurangi resiko terkena Parkinson dan Alzheimer.
  • Kopi mengandung antioksidan yang tinggi
  • Kopi mengurangi resiko stroke dan jantung.
  • Kopi mengurangi resiko terkena penyakit kanker
  • Kopi dapat mengurangi depresi dan stress
  • Kopi mengurangi resiko diabetes
  • Kopi kaya nutrisi
  • Kopi membantu permbakaran lemak
  • Kopi mampu meningkatkan performa otak dan fisik

Barista dan Seni Tentang Kopi

Nah, pada kesempatan itu, Michael Wongso dan Opal Coffee memberikan kesempatan untuk membuat Latte art. Penasaran sih lihat karya Barista Fikar yang keren. Ada bermotif ragam beda. Dengan memakai mesin ekspreso, ternyata gak sulit amat sih bikin latte art, cumin butuh jam terbang hehee. Mulai dari menyiapkan bubuk kopi, memasaknya, mempersiapkan susu cair dengan merebusnya menggunakan mesin, perlu feeling untuk panas yang diperbolehkan. Dan finally bikin motif art-nya. hasilnya? Hahaa Dari 10 peserta yang nyoba termasuk aku, macam-macam rupa-rupanya. Banyakan yang nggak kebentuk sih hehee. Maklum laaah, mainan baru. Baru pertama. Btw cukup menyenangkan jadi lebih tau tentang kopi dan juga tahu gimana café-café menyiapkan ragam kopi ekspresonya.

[caption caption="Sibuk pada belajar bikin Latee art (Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Hasil latte art. keren khan heheee. (Ganendra)"]

[/caption]

Oyaa, bubuk kopi Opal Coffee yang digawangi Michael Wongso asli dari tanaman sendiri di Medan/ Sumatra. Kopi produk Opal Coffee bertaraf ekspor. Dan di Inodnesia Opal Coffee menjadi pengekspor terbesar loorr. Makanya Opal Coffee dapat penghargaan PRIMANIYARTA Award pada 2002, 2004, 2006. Kalau di tanah air, Opal Coffee sudah populer digunakan di Hotel, Café dan lain-lain. Sooo mungkin anda pernah mencicipinya?

Oke demikian kisah tentang kopinya, dan rasanya Kers Penggila Kopi harus dan harus berterima kasih pada sang penggembala kambing Kaldi dengan temuan kopi nikmat beraroma hehee. Terima kasih Opal Coffe dan Discovery hotel Ancol yang telah berbagi ilmu tentang kopi. #SalamNgupi #CoffeeTime

@mas_lahab

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun