Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa dalam Secangkir Kopi

6 Maret 2024   08:57 Diperbarui: 6 Maret 2024   09:24 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kopi (Sumber: Foundry-Pixabay.com)

Doa dalam Secangkit Kopi

Rasa pahit menggerutu, menumpahkan rasa,
tak padam dan menjadi senja pada sebuah cerita,
tentang seorang laki-laki yang bersedih mengait pagi.

Aku merasakan sedihmu yang begitu ternanam mendalam ,
membunuh uluh hatiku dan tak tersembuhkan dalam alunan
musik berkepanjangan dan tak pernah berakhir, menggulung
segala rupa dan daya, melemahkan diri, membakar luka.

Kopi pagi ini melumpuhkan keberadaanku sebagai manusia,
membangkitkanku dalam raga, mengalirkan senyuman,
tertambat dalam keberadaban hari, meski tubuh terus
terlunta dan terkekang jera.

Aku terus memberanikan diri, memberimu senyum, menyeruput
kopi yang semakin dingin, semakin pekat menghinggap,
hingga kau tak sanggup datang menepati janjimu,
menceritakan keabadian duka, yang terus menggerogoti
warna hidup tak terselesaikan.

Aku tetap bersimpuh dengan secangkir kopi
yang mulai mereda dingin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun